Selamat datang. Selamat belajar, selamat berprestasi. Semoga sukses

Galeri Video

Powered by: Youtube

Kliping Pendidikan

Kliping Berita PNS

Otomotif

wawasan Islam

Kesehatan

Humor Binatang

Kelelawar Beda Jurusan dengan Tikus


Malam itu di sebuah got ada seekor ibu tikus dan seekor anak tikus, Mereka sedang mengobrol di pinggir got. Anak tikus melihat seekor kelelawar terbang di atasnya dan kemudian bertanya pada ibu tikus.

"Ibu, apa itu yang di atas?"

Sang ibu tikus pun menjawab, "Ooo ..., itu kelelawar namanya ...."

Si anak tikus pun bertanya lagi, "Kok wajahnya mirip kita?"

Sang ibu menjawab, "Sebenarnya kelelawar itu masih sebangsa dengan kita ..., tapi dia ambil jurusan penerbangan...!!!"


Gajah Diet

Terjadi percakapan antara bapak gajah dan anak gajah.
Bapak: "Nak, ibumu sangat cantik. Bapak dulu berusaha dengan susah payah merebut hatinya, karena dia selalu jual mahal.."
Anak: "Aku juga cantik kan, Yah?"
Bapak: "Ya, iya dong, kamu mirip ibumu. Lalu, apa yang akan kamu lakukan gadis kecilku bila kamu sebesar ibumu?"
Anak: "Diet, Yah..."

Anak Zebra

Seekor anak Kuda di kebun binatang bertanya pada induknya sambil menunjuk ke kandang Zebra.
Anak Kuda : "Mak kenapa anak Kuda disana kok belang-belang, sedangkan aku nggak?"
Induk Kuda : "Oh, itu pasti karena bapaknya hidung belang."

Ayam Bangkok

Seekor ayam kampung dijual oleh pemiliknya ke pasar di kota untuk membeli sembako. Di pasar ayam tersebut dibeli oleh orang yang memiliki ayam bangkok jantan yang gagah. Ayam kampumg tadi akan dijadikan bibit karena bodynya bongsor dan bagus. Sesampainya di rumah, ayam kampung tadi dilepaskan di pekarangan belakang rumah yang luas.

Tiba tiba ayam bangkok jantan berlari kencang mendekati ayam kampung tadi. Ayam kampung yang baru saja dilepas kaget dan lari secepat-cepatnya. Dia lompat ke pagar, si jantan ikut lompat. Dia lompat ke jendela, si jantan pun lompat juga. Aksi kejar mengejar terus berlangsung sampai akhirnya si ayam kampung sempat melihat tumpukan kayu dan segera masuk kedalamnya. Maka selamatlah dia.

Si ayam jantan sambil terengah-engah berteriak : "Kurang ajar, dasar kampungan!!!, keluar kau!!"
Ayam kampung : "Biarin! memang saya ayam kampung!!!"

Ingin Menikah..? Luruskan Niat ya...

Untuk anggota Penggemar Grup : majelisrasulullah@ yahoogroups. com
Oleh: Bang Ahmad

Dalam kitab Tasbitul Fu'ad, Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad menyebutkan tentang adanya penyakit yang menimpa banyak anak kecil pada saat itu, sehingga banyak diantara mereka yang meninggal dunia.

Mengomentari hal tersebut, Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad mengatakan," Mungkin berjatuhannya korban kematian mereka itu disebabkan beberapa perkara, seperti ketidakberesan yang terjadi dalam pernikahan orangtua mereka walaupun kita tidak mengatakn itu sebagai zina, atau mungkin juga disebabkan karena kurang peduli dengan kesucian ketika bersetubuh serta adab-adabnya, seperti dzikir dan sebagainya. Kenapa orang-orang zaman sekarang jauh dari niat-niat yang mulia dalam melaksanakan pernikahan? Mereka sangat lalai akan hal ini, bahkan dari niatan yang minimal sekalipun, yaitu untuk melaksanakan sunnah atau menjaga diri dari kemaksiatan atau menjaga mata dari yang haram. Kebanyakan diantara mereka niatnya sebatas melampiaskan syahwat. Hingga kalaupun mereka memperoleh anak, yang terlahir hanyalah keturunan yang membuat mereka lupa dan lalai kepada ALLAH."

Niat memang memiliki posisi sangat istimewa dalam ajaran islam. Kali ini, kita membicarakan niat terkait dengan salah satu tahapan kehidupan yang selalu dilewati oleh setiap orang, yaitu pernikahan.
Dalam hal ini, para ulama menyarankan kepada setiap orang yang menikah agar meniatkannya dengan niat-niat sebagai berikut:

1. Saya menikah dengan niat untuk menjalankan sunnah Rasulullah SAW.

2. Saya menikah dengan niat untuk menjaga mata dari pandangan yang haram.

3. Saya menikah dengan niat untuk mendapatkan keturunan yang dapat memperbanyak jumlah umat islam.

4. Saya menikah dengan niat untuk meraih kecintaan ALLAH dengan berusaha mendapatkan keturunan yang bisa melanjutkan generasi umat manusia.

5. Saya menikah dengan niat untuk meraih kecintaan Nabi Muhammad SAW demi memperbanyak umatnya yang berkualitas hingga kelak di hari kiamat Rasulullah SAW bangga dengan hal tersebut. Dalam hadits disebutkan, "Menikahlah dan perbanyaklah keturunan! Sebab aku akan membanggakan kalian di hadapan umat-umat lain kelak di hari kiamat."

6. Saya menikah dengan niat untuk memperoleh keberkahan dari do'a yang dipanjatkan seorang anak shalih setelah saya wafat kelak,sekaligus berharap pertolongan dan syafa'at dari anak-anak tersebut jika mereka meninggal ketika masih kecil.

7. Saya menikah dengan niat untuk menjaga kehormatan istri dan memenuhi kebutuhannya, serta berniat untuk mencukupi nafkah istri dan anak-anak.

8. Saya menikah dengan niat untuk menjaga diri dari setan, menghilangkan kerinduan dan kecenderungan syahwat yang negatif, menjaga kemaluan dari perbuatan hina, menjaga pandangan, dan mengusir rasa was-was.

9. Saya menikah dengan niat untuk menyenangkan dan membahagiakan diri dengan cara duduk bersama pasangan atau memandang serta yang lainnya, agar bisa bertambah giat dan lebih tenang dalam beribadah.

10. Saya menikah dengan niat untuk mengurangi kesibukan hati dalam mengatur rumah, mengerjakan pekerjaan dapur, menyapu dan membersihkan perabotan, serta mendapatkan kemudahan hidup.

11. Saya menikah dengan niat untuk melatih diri dalam hal bertanggung jawab sebagai pemimpin rumah tangga, berusaha memenuhi kebutuhan istri, sabar atas kelakuan dan keburukan mereka, berusaha memperbaiki akhlaq mereka, membimbing mereka kepada kebaikan, mencari rizqi yang halal untuk mereka, serta menjalankan kewajiban dalam mendidik anak-anak dengan pertolongan ALLAH.

12. Saya menikah dengan niat pada semua niat tersebut dan niat lainnya dari semua yang saya curahkan, saya ucapkan, dan saya kerjakan, dalam urusan pernikahan ini, karena ALLAH SWT.

13. Saya menikah dengan niat seperti yang telah diniatkan oleh para hamba ALLAH yang shalih dan para ulama yang mengamalkan ilmunya. (Kemudian berdo'a) "Yaa ALLAH, berikan taufiq kepadaku seperti halnya Engkau memberi taufiq kepada mereka, dan tolonglah aku seperti halnya Engkau telah menolong mereka."

Semoga ALLAH memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua..Amiin….

Cerita Penuh Hikmah | Sepasang Suami Istri dalam Ujian

Oleh: Fery Ananda

Ia seorang istri baik yang senantiasa melaksanakan setiap kewajibannya terhadap Allah dan suaminya. Wanita itu berusaha untuk tetap menjaga shalat Fardhu diawal waktunya serta menjaga shalat-shalat sunat rawatib dan tak ketinggalan qiyamullailnya. Begitu juga terhadap suaminya, ia mendampinginya dengan penuh rasa cinta dan memberikan kehangatan di rumah tangganya menyambut kedatangan sang suami dengan penuh senyuman dan keceriaan, makanan pun telah telah terhidang di meja makan. Mungkin bisa dikatakan ia adalah wanita shalehah yang didambakan setiap lelaki.

Pernikahannya telah berlangsung beberapa tahun dan dikaruniai seorang gadis mungil yang mereka namai Fatima. Wanita itu mendidik anaknya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, menjaganya dengan penuh perhatian. Sehingga rumah tangga mereka penuh dengan kebahagian. Karena kenikmatan dunia adalah adanya sakinah mawaddah wa rahmah juga barakah.

Waktu terus mengalir dan ia merasakan bahwa ia telah menjadi wanita yang paling bahagia di dunia karena didampingi suami saleh dan penyayang.Terbersit di hatinya untuk berbagi kebahagiaan ini dengan teman-temannya (Wa amma bini'mati Rabbika fa haddist). Sang istri menceritakan kepada suaminya tentang niat baiknya. Permintaanpun dikabulkan. Maka dipasanglah internet. Disinilah awal malapetaka itu. Semenjak internet itu hadir sang istri perlahan-lahan meninggalkan kewajiban rumah tangganya.. Rumah yang semula selalu bersih dan rapi namun sekarang tak terurus lagi. Suami yang biasanya disambut kedatangannya tak dipedulikan datang dan perginya. Mudah marah, akhirnya Fatima pun ikut menjadi korban dari mala petaka itu. Sang ibu tak lagi mempedulikannya, gadis kecil itu dibiarkan merengek, ia menginginkan sesuatu tapi ibunya sibuk dengan urusannya di depan komputer. Sang suami menyadari hal itu, akan tetapi ia berusaha menyikapinya dengan baik dan bertanya "Kenapa semuanya telah berubah, apa yang terjadi pada dirimu?" . Akan tetapi si istri berusaha mencari-cari alasan untuk menjawabnya namun ia menyadari bahwa jawaban yang ia berikan hanyalah alasan bukan kenyataan.

***
Keceriaan dulu telah memudar, tidak ada lagi kehangatan dan kelembutan yang dulu begitu indah. Ada apa dengan istrinya? pertanyaan itu selalu hadir dalam hati sang suami.
Sementara di belakang semua itu sang istri sibuk berchating ria dengan seorang lelaki gombal penyebab racun dalam rumah tangganya. Namun perempuan itu tidak menyadari bahwa ia telah terjerumus pada jurang kehancuran. Ia terpedaya dengan rayuan lelaki itu. Entah apa yang membuat ia begitu tertarik padanya. Ketampanannya? Padahal suaminya tak kurang tampan darinya. Kekayaannya? Suaminya tak kurang satupun dari laki-laki itu. Perhatian, cinta dan semua yang wanita itu inginkan telah diberikan oleh sang suami. Entahlah, setan memang tidak pernah diam untuk memisahkan ikatan suci suami istri. Na`uzubillah.

Tibalah saat paling mengerikan dalam kehidupan rumah tangga mereka. Ketika suaminya hendak melakukan safar ke luar negri. Alhamdulillah, sang suami cukup bijak menyikapi perubahan yang ada pada istrinya. Dan ia tidak mau meninggalkan istri dan anaknya di rumah mereka. Namun ia titipkan istrinya di rumah orang tua wanita itu. Berangkatlah sang suami dalam keadaan gamang dan penuh kecemasan. Akan tetapi ia menyerahkan semua urusannya pada Allah. Allah akan menjaga keluarganya. Dan ia yakin itu. Bismillah.

Sementara sang istri masih terngiang ditelinganya rayuan si gombal dan ia berusaha mencari-cari kesempatan untuk bisa berkomunikasi dengannya dan melakukan pertemuan empat mata. Wanita itu meminta izin pada ibunya untuk keluar sebentar dan menitipkan anaknya pada si ibu. Perlahan ia meninggalkan rumah dan pergi. perasaan cemas dan takut menghantuinya karena baru pertama kali ini ia keluar sendirian semenjak pernikahannya. Ia terus melihat ke handphone yang ada dalam genggamannya. Gemetar. Perlahan ia mulai memainkan jemarinya dan memencet sebuah nomor rahasia yang ia sembunyikan selama ini. Panggilanpun terhubung.
"Hallooo..." terdengar jawaban dari seberang.
"Hallo," wanita itu dengan pelan menyahut nya, terjadilah komusi antara mereka dan akhirnya lelaki itu datang menemuinya.
wanita itu berdiri ketakutan, tiba-tiba sebuah mobil berhenti mengahampirinya dan kaca mobilpun perlahan terbuka. Ia terpana dengan kedatangan lelaki itu dan tanpa disadarinya kakinya melangkah memasuki mobilnya. Ia diam dan lelaki itu tertawa. Kemudian pertanyaan singkat keluar dari bibir si wanita "Saya mau di ajak kemana?" Lelaki itu bukan menjawab tapi tertawa "Miswar" uangkapnya mengakhiri tertawanya. Tiba-tiba laki-laki itu membuka cadar sang wanita "Wah kamu cantik" Pujinya. Perasaan takut, bersalah dan berdosa berkecamuk dalam hati sang wanita. Tiba-tiba ia menyadari kalau ia telah terperangkap. Ia menangis mengingat semua kesalahannya. Ia rindu dengan kehadiran suaminya. Ia rindu dengan senyuman anaknya. Ia rindu pada semua kehangatan, keceriaan dan kebahagiaan yang telah ia tinggalkan selama ini. Ia terus menangis dan menangis menyesali semua kesalahannya. Sementara sang buaya gombal itu makin tertawa lepas dan akhirnya sampailah mereka di luar kota dekat perkebunan masyarakat.
* * *
Mobil berhenti dan mereka telah disambut oleh algojo-algojo teman lelaki itu. Setiap tangan dari mereka menyentuhnya dan menarik-narik wanita itu dengan kasar diiringi dengan kata-kata kotor serta caci maki. Ia menangis dan berteriak, akan tetapi tak seorang pun yang mendengarnya. Ia mengadu dan menjerit dalam hati "Ya Allah, ampuni hambamu ini dan berilah kesempatan sekali lagi untuk kembali, tolonglah hamba ya Allah" Ia pingsan.
* * *
Lelaki itu mengantarkan wanita tersebut ke tempat semula ia bertemu. Orang-orang mengerumuninya dan menghubungi alamat yang ada pada wanita tersebut. Semenjak kejadian itu ia koma dan di rawat di rumah sakit. Akhirnya sang suami pulang dari safarnya dan mendapati istrinya hampir separoh gila karena kejadian yang menimpanya.. Wanita itu diam dan air mata terus mengalir. Sang suami menghampirinya dan memeluknya dengan isakan tangis. Ia telah mendengar semua kejadian yang di alami istrinya. Namun ia bijak dan bersabar menerima semua musibah yang telah terjadi. Ia terus merawat sang istri sampai akhirnya sang istri sembuh. Setelah sembuh sang istri meminta pada suaminya agar menceraikannya. Karena ia telah mengkhianati cinta suci antara mereka. Dan ia telah menerima akibat dar perbuatannya. Ia mengungkapkan bahwa ia tidaklah pantas untuk lelaki baik seperti suaminya. Namun sekali lagi, ia suami yang bijak. Perceraian itu tidak akan terlontar dari mulutnya. Biarlah semua itu terjadi dan ia ambil pelajaran dari kejadian itu. Semoga Allah membalasi setiap musibah yang menimpa dengan balasan yang baik. Karena Allah Maha Pengampun Dan Maha Penerima Taubat.
* **
Semangat baru tumbuh dalam wanita itu untuk memulai lagi kehidupan baru yang lebih indah. Kejadian itu cukup menjadi pelajaran baginya. Dan bagi kita semua terutama bagi wanita janganlah terpedaya dengan tipuan dan rayuan gombal sang lelaki, karena itu akan menjerumuskan pada kehancuran. Jika memang ia menginginkan dirimu maka menikahlah. Namun kalau hanya sekedar teman untuk bercerita dan bercanda hindarilah. Mungkin saat itu kita belum merasakannya namun akhirnya...Allah telah mengatur untuk menjalin hubungan laki-laki dan perempuan yang baik dan benar dalam syariatnya. Tetapi kebanyakan kita tidak menghiraukannya. SYahwat dan setan selalu berusaha membawa kita pada kesesatan.
Bagi para suami, jagalah istri-istri anda dengan baik karena perasaan wanita itu lemah. Ia akan sangat mudah tergoda oleh rayuan dan tipuan yang ada. Seshalehah apapun namun hatinya tetap lemah, kesalehan itu akan hilang jika ia tergoda. Jagalah istri-istri anda dari pandangan lelaki lain. Suruhlah ia berhijab dengan benar agar ia lebih terjaga. Relakah anda jika istri anda berselingkuh?
Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan- Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan pa yang diperintahkan. "

Dicopy dari pesan grup Hamba Yang Bertaubat II

KISAH SEORANG ISTRI


Fery Ananda 05 April
Ia seorang istri baik yang senantiasa melaksanakan setiap kewajibannya terhadap Allah dan suaminya. Wanita itu berusaha untuk tetap menjaga shalat Fardhu diawal waktunya serta menjaga shalat-shalat sunat rawatib dan tak ketinggalan qiyamullailnya. Begitu juga terhadap suaminya, ia mendampinginya dengan penuh rasa cinta dan memberikan kehangatan di rumah tangganya menyambut kedatangan sang suami dengan penuh senyuman dan keceriaan, makanan pun telah telah terhidang di meja makan. Mungkin bisa dikatakan ia adalah wanita shalehah yang didambakan setiap lelaki.

Pernikahannya telah berlangsung beberapa tahun dan dikaruniai seorang gadis mungil yang mereka namai Fatima. Wanita itu mendidik anaknya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, menjaganya dengan penuh perhatian. Sehingga rumah tangga mereka penuh dengan kebahagian. Karena kenikmatan dunia adalah adanya sakinah mawaddah wa rahmah juga barakah.

Waktu terus mengalir dan ia merasakan bahwa ia telah menjadi wanita yang paling bahagia di dunia karena didampingi suami saleh dan penyayang.Terbersit di hatinya untuk berbagi kebahagiaan ini dengan teman-temannya (Wa amma bini'mati Rabbika fa haddist). Sang istri menceritakan kepada suaminya tentang niat baiknya. Permintaanpun dikabulkan. Maka dipasanglah internet. Disinilah awal malapetaka itu. Semenjak internet itu hadir sang istri perlahan-lahan meninggalkan kewajiban rumah tangganya.. Rumah yang semula selalu bersih dan rapi namun sekarang tak terurus lagi. Suami yang biasanya disambut kedatangannya tak dipedulikan datang dan perginya. Mudah marah, akhirnya Fatima pun ikut menjadi korban dari mala petaka itu. Sang ibu tak lagi mempedulikannya, gadis kecil itu dibiarkan merengek, ia menginginkan sesuatu tapi ibunya sibuk dengan urusannya di depan komputer. Sang suami menyadari hal itu, akan tetapi ia berusaha menyikapinya dengan baik dan bertanya "Kenapa semuanya telah berubah, apa yang terjadi pada dirimu?" . Akan tetapi si istri berusaha mencari-cari alasan untuk menjawabnya namun ia menyadari bahwa jawaban yang ia berikan hanyalah alasan bukan kenyataan.

***
Keceriaan dulu telah memudar, tidak ada lagi kehangatan dan kelembutan yang dulu begitu indah. Ada apa dengan istrinya? pertanyaan itu selalu hadir dalam hati sang suami.
Sementara di belakang semua itu sang istri sibuk berchating ria dengan seorang lelaki gombal penyebab racun dalam rumah tangganya. Namun perempuan itu tidak menyadari bahwa ia telah terjerumus pada jurang kehancuran. Ia terpedaya dengan rayuan lelaki itu. Entah apa yang membuat ia begitu tertarik padanya. Ketampanannya? Padahal suaminya tak kurang tampan darinya. Kekayaannya? Suaminya tak kurang satupun dari laki-laki itu. Perhatian, cinta dan semua yang wanita itu inginkan telah diberikan oleh sang suami. Entahlah, setan memang tidak pernah diam untuk memisahkan ikatan suci suami istri. Na`uzubillah.

Tibalah saat paling mengerikan dalam kehidupan rumah tangga mereka. Ketika suaminya hendak melakukan safar ke luar negri. Alhamdulillah, sang suami cukup bijak menyikapi perubahan yang ada pada istrinya. Dan ia tidak mau meninggalkan istri dan anaknya di rumah mereka. Namun ia titipkan istrinya di rumah orang tua wanita itu. Berangkatlah sang suami dalam keadaan gamang dan penuh kecemasan. Akan tetapi ia menyerahkan semua urusannya pada Allah. Allah akan menjaga keluarganya. Dan ia yakin itu. Bismillah.

Sementara sang istri masih terngiang ditelinganya rayuan si gombal dan ia berusaha mencari-cari kesempatan untuk bisa berkomunikasi dengannya dan melakukan pertemuan empat mata. Wanita itu meminta izin pada ibunya untuk keluar sebentar dan menitipkan anaknya pada si ibu. Perlahan ia meninggalkan rumah dan pergi. perasaan cemas dan takut menghantuinya karena baru pertama kali ini ia keluar sendirian semenjak pernikahannya. Ia terus melihat ke handphone yang ada dalam genggamannya. Gemetar. Perlahan ia mulai memainkan jemarinya dan memencet sebuah nomor rahasia yang ia sembunyikan selama ini. Panggilanpun terhubung.
"Hallooo..." terdengar jawaban dari seberang.
"Hallo," wanita itu dengan pelan menyahut nya, terjadilah komusi antara mereka dan akhirnya lelaki itu datang menemuinya.
wanita itu berdiri ketakutan, tiba-tiba sebuah mobil berhenti mengahampirinya dan kaca mobilpun perlahan terbuka. Ia terpana dengan kedatangan lelaki itu dan tanpa disadarinya kakinya melangkah memasuki mobilnya. Ia diam dan lelaki itu tertawa. Kemudian pertanyaan singkat keluar dari bibir si wanita "Saya mau di ajak kemana?" Lelaki itu bukan menjawab tapi tertawa "Miswar" uangkapnya mengakhiri tertawanya. Tiba-tiba laki-laki itu membuka cadar sang wanita "Wah kamu cantik" Pujinya. Perasaan takut, bersalah dan berdosa berkecamuk dalam hati sang wanita. Tiba-tiba ia menyadari kalau ia telah terperangkap. Ia menangis mengingat semua kesalahannya. Ia rindu dengan kehadiran suaminya. Ia rindu dengan senyuman anaknya. Ia rindu pada semua kehangatan, keceriaan dan kebahagiaan yang telah ia tinggalkan selama ini. Ia terus menangis dan menangis menyesali semua kesalahannya. Sementara sang buaya gombal itu makin tertawa lepas dan akhirnya sampailah mereka di luar kota dekat perkebunan masyarakat.
* * *
Mobil berhenti dan mereka telah disambut oleh algojo-algojo teman lelaki itu. Setiap tangan dari mereka menyentuhnya dan menarik-narik wanita itu dengan kasar di iringi dengan kata-kata kotor serta caci maki. Ia menangis dan berteriak, akan tetapi tak seorang pun yang mendengarnya. Ia mengadu dan menjerit dalam hati "Ya Allah, ampuni hambamu ini dan berilah kesempatan sekali lagi untuk kembali, tolonglah hamba ya Allah" Ia pingsan.
* * *
Lelaki itu mengantarkan wanita tersebut ke tempat semula ia bertemu. Orang-orang mengerumuninya dan menghubungi alamat yang ada pada wanita tersebut. Semenjak kejadian itu ia koma dan di rawat di rumah sakit. Akhirnya sang suami pulang dari safarnya dan mendapati istrinya hampir separoh gila karena kejadian yang menimpanya.. Wanita itu diam dan air mata terus mengalir. Sang suami menghampirinya dan memeluknya dengan isakan tangis. Ia telah mendengar semua kejadian yang di alami istrinya. Namun ia bijak dan bersabar menerima semua musibah yang telah terjadi. Ia terus merawat sang istri sampai akhirnya sang istri sembuh. Setelah sembuh sang istri meminta pada suaminya agar menceraikannya. Karena ia telah mengkhianati cinta suci antara mereka. Dan ia telah menerima akibat dar perbuatannya. Ia mengungkapkan bahwa ia tidaklah pantas untuk lelaki baik seperti suaminya. Namun sekali lagi, ia suami yang bijak. Perceraian itu tidak akan terlontar dari mulutnya. Biarlah semua itu terjadi dan ia Ambil pelajaran dari kejadian itu. Semoga Allah membalasi setiap musibah yang menimpa dengan balasan yang baik. Karena Allah Maha Pengampun Dan Maha Penerima Taubat.
* **
Semangat baru tumbuh dalam wanita itu untuk memulai lagi kehidupan baru yang lebih indah. Kejadian itu cukup menjadi pelajaran baginya. Dan bagi kita semua terutama bagi wanita janganlah terpedaya dengan tipuan dan rayuan gombal sang lelaki, kerna itu akan menjerumuskan pada kehancuran. Jika memang ia menginginkan dirimu maka menikahlah. Namun kalau hanya sekedar teman untuk bercerita dan bercanda hindarilah. Mungkin saat itu kita belum merasakannya namun akhirnya...Allah telah mengatur untuk menjalin hubungan laki-laki dan perempauan yang baik dan benar dalam syariatnya. Tetapi kebanyakan kita tidak menghiaraukannya. SYahwat dan setan selalu berusaha membawa kita pada kesesatan.
Bagi para suami, jagalah istri-istri anda dengan baik karena perasaan wanita itu lemah. Ia akan sangat mudah tergoda oleh rayuan dan tipuan yang ada. Seshalehah apapun namun hatinya tetap lemah, kesalehan itu akan hilang jika ia tergoda. Jagalah istri-istri anda dari pandangan lelaki lain. Suruhlah ia berhijab dengan benar agar ia lebih terjaga. Relakah anda jika istri anda berselingkuh?
Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan- Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan pa yang diperintahkan. " Hamba Yang Bertaubat II

Kuis Mengukur Persahabatan


Apa arti sahabat bagimu? Seberapa setia kamu pada seorang sahabat? Coba ukur seberapa kuat persahabatanmu lewat kuis berikut:

Untuk mengerjakan kuis ini, sediakan kertas dan pulpen. Kamu tinggal menuliskan abjad a, b, atau c yg kamu anggap sesuai dengan dirimu.

1. Teman kamu sedang naksir setengah mati pada seseorang di sekolahmu. Suatu pagi, sewaktu kamu sedang olahraga, orang itu mendekatimu, lalu mengajakmu belajar bersama. Kelihatannya orang itu suka padamu. Kamu ....

a. Jungkir balik kegirangan
b. Menolak sambil meminta maaf dan menjelaskan, " Aku benar-benar senang sama kamu. Tapi aku nggak enak dekat-dekat kamu...."
c. Tersenyum dan bilang, "Wah, baik sekali kamu. Aku senang kamu ngajak aku. Tapi, maaf, sepertinya aku nggak bisa deh."


2. Kamu dan sahabatmu, benar-benar ingin ikut pementasan operet perpisahan anak kelas III. Kalian berdua mendaftar untuk acara tersebut, tapi sahabatmu sebenarnya tidak begitu bisa berakting. Sementara beberapa guru dan panitia bilang kelihatannya kamu yg akan terpilih jadi bintang pertunjukan. Kamu ....

a. Ikut merasakan kekecewaan sahabatmu, tapi senang juga karena kesempatanmu jadi tambah besar.
b. Memilih untuk tidak ikut sama sekali sebab tidak mau menyakiti perasaan sahabatmu.
c. Tertwa keras dan bilang kepada semua orang bahwa memang tidak semua orang punya bakat. Kalau memang kamu yg berbakat, mau apalagi, dong?


3. Sahabatmu sedang dekat dengan teman baru yg benar-benar keren dan jelas-jelas senang sekali dengan sahabatmu itu. Kamu ....

a. Bisa membayangkan bahwa habis ini kamu akan terpaksa menghabiskan hari libur dan waktu senggang sendirian kaena sabahatmu asyik dengan teman barunya itu. Karena itu, kamu siap-siap untuk mencari tean baru pula.
b. Senang karena sahabatmu kelihatan gembira sekali. Sedikit kecewa sih, karena tidak bisa sesering dulu jalan bareng dia. Tapi biarlah waktu bersama cuma sedikit, asal bisa dilewatkan dengan baik dan menyenangkan.


4. Kamu sedang di kamar kecil sewaktu serombonganteman kamu masuk sambil sibuk ngegosipin sahabatmu. Kamu ....

a. Datangi mereka dan kamu ancam akan menyebarluaskan juga semua kejelekan mereka. Terus, kamu cepat-cepat beri tahu sahabatkamu bahwa baru saja membela dia.
b. Mendehem supaya mereka tahu bahwa kamu ada di sana dan mendengar semua ucapan mereka.
c. Sembunyi terus di WC sampai mereka pergi dan pura-pura tidak pernah mendengar apapun juga. Ngapain juga cari masalah?


5. Dua minggu lagi ada pesta dan pertunjukan sekolah. Tiba-tiba kamu sadar bahwa kamu dan sahabatmu sama-sama mengharapkan teman lawan jenis yang sama untuk pergi ke acara itu. Kamu ....

a. Usul kepada sahabatmu agar mengajak orang lain supaya tidak usah ada persaingan di antara kalian.
b. Cepat-cepat mendahului mengajak orang itu. Siapa cepat, dia dapat.
c. Mengalah saja. Masak nanti tidak ada teman lain yg lebih keren mengajakmu.


6. Teman lain yg selama ini kamu pikir senang pada sahabatmu, ternyata suka merayu-rayu kamu di belakang sahabatmu. Kamu ....

a. Memaki-maki dia. Sudah sejak awal kamu tahu dia tidak cukup baik buat sahabatmu. Lalu, kamu beri tahu sahabatmu bahwa orang yg dia taksir itu sebenarnya brengsek.
b. Ah, santai saja. Sahabatmu tidak tahu ini. Lagi pula, kan orang itu yg duluan, bukan kamu.
c. Ingatkan orang itu bahwa sikapnya itu tidak baik dengan cara yg halus supaya tidak menyakitkan.


7. Kamu memperoleh undangan ke sebuah pertunjukan musik yang mahal dan keren sekali, tapi sahabatmu tidak. Kamu ....

a. Ya pergi dong. Namanya juga orang hidup, tidak semua dapat rezeki yg sama baik.
b. Tidak biasa dan tidak mau tuh, pergi tanpa sahabatmu. Lagi pula, kalian berdua sudah punya rencana untuk guntingin rambut satu sama lain malam itu.
c. Mengusahakan undangan ekstra untuk sahabatmu. Soalnya, rasanya kurang asyik, deh kalau nonton musik tanpa dia.


8. Seseorang yg kamu percaya di sekolah mengatakan bahwa beberapa waktu belakangan ini sahabatmu suka menyebarkan kabar jelek tentang kamu. Kamu ....

a. Langsung menanyakan kepada sahabatmu. Kalau dia bilang tidak, kamu akan percaya karena selama ini dia tidak pernah begitu.
b. Percaya seujung kuku pun tidak. Mana mungkin sahabatmu mau bicara jelek tentang kamu.
c. Langsung membalas dengan menyebarkan kabar jelek juga tentang sahabatmu.


9. Sahabatmu diajak orang tuanya ke sebuah pesta penting yg akan didatangi banyak orang penting juga. Ia bingung tidak tahu mau pakai baju apa. Kamu cepat-cepat datang ke rumahnya untuk menawarkan bantuan. Kamu lihat dia pake baju yg benar-benar tidak cocok buatnya. Kamu ....

a. Dengan cerdik dan diplomatis mengusulkan agar dia mencoba baju yg lain sekadar untuk perbandingan.
b. Kamu tidak mau membuat sahabatmu tambah bingung, Ya, biarkan saja penampilannya jelek, yg penting orangnya baik.
c. Menertawakan sahabatmu dan bilang bahwa dia tidak punya cita rasa.


10. Sahabatmu kelihatannya mau pingsan karena lupa sarapan dan tidak bawa uang jajan. Kamu ....

a. Paksa sahabatmu makan siang dengan uangmu. Kamu sendiri menahan lapar sambil pura-pura tidak lapar.
b. Beli makanan untuk dimakan berdua, sekadar ganjel perut sampai pulang ke rumah.
c. Cuek saja. Salahnya sendiri kalau dia sampai kelaparan. Kamu sendiri juga lapar kok.


Sekarang hitung skor kamu dengan menjumlahkan angka sesuai jawaban yg kamu pilih.
1. a=1 b=3 c=2
2. a=2 b=3 c=1
3. a=1 b=2 c=3
4. a=3 b=2 c=1
5. a=2 b=1 c=3
6. a=3 b=1 c=2
7. a=1 b=3 c=2
8. a=2 b=3 c=1
9. a=2 b=3 c=1
10.a=3 b=2 c=1

Jika skormu:
10-15: Kamu adalah orang yg egois
16-23: Kamu adalah sahabat yg oke
24-30: Kamu adalah orang yg posesif (sok ngatur)

Serba-serbi | Kiat Menjaga Lidah

Berpikir Sebelum Bicara
Karena banyak bahaya besar yang bisa ditimbulkan dari aktivitas lidah, kayaknya nggak ada salahnya kalau kita mikir dulu setiap kata yang ingin kita bicarakan. Jangan asal ngomong.

Jadilah Pendengar yang Baik
Seseorang yang banyak bicara, maka kemungkinan salah akan semakin banyak juga. Yang baik itu tidak saja menjadi pembicara yang baik, tapi menjadi pendengar yang baik juga bagus lho. Bukankah hadist rasulullah menyatakan bahwa, ”Diam itu bijaksana dan sedikit sekali yang melakukannya.” Nggak mau jadi orang bijaksana?

Letakkan Mulutmu di Hati
Sering kali kita nggak bisa menahan keinginan untuk berbicara atau berkomentar tentang sesuatu. Tapi sebenarnya kebiasaan itu sedikit manfaatnya, bahkan banyak mudharatnya. Misalnya ketika kita melihat sesuatu, langsung deh komentarnya panjang lebar. Janji yuk, mulai sekarang nggak lagi buru-buru komentar.

Don’t Let Your Lips Slip!
Kalau yang kepleset kaki, paling banter kita sendiri yang sakit. Tapi kalau yang kepleset itu lidah, wahh bisa fatal tuh akibatnya. Gara-gara kepleset lidah, orang bisa masuk neraka.

Pikirkanlah Seandainya
Sering kali kita tidak sadar jika sedang membicarakan seseorang, kalau yang bersangkutan tahu pasti sakit hati jadinya. Coba deh sekali-sekali bayangin jika yang jadi bahan pembicaraan itu adalah diri kamu sendiri, kesel nggak sih? Kalau nggak kesel, wahh ada yang nggak beres tuh...

Herry Nurdi
Dari Majalah Sabili edisi Desember 1999

Serba-serbi | Renungan: USIA KITA

Ketika lahir anak manusia, melesatnya usia bak anak panah dari busurnya. Melesat terus tanpa dapat dibendung menuju ke satu titik, kematian.
Kematian anak manusia adalah sebuah kepastian. Sebab manusia adalah makhluk yang terikat pada ketentuan Sang Khalik. Ada siang, ada malam. Ada hidup menuju mati. Manusia bukanlah Dia yang Hayyun lagi Qoyyum. Kematian adalah hal yang wajar, lumrah sebagaimana kelahiran. Mengapa kematian mesti diiringi dengan kehilangan?
Itulah manusia, sense of belonging terhadap sesuatu yang dianggap dimilikinya, membuatnya terusik ketika sesuatu itu pergi. Air mata, isak tangis, dan kesedihan adalah pengiring sebuah kematian.
Tapi, ada lho manusia yang begitu bersahaja menerima kehilangan. Ummu Sulaiman misalnya. “Bagaimana pendapat Kanda tentang suatu titipan yang kemudian diambil pemiliknya?” katanya ketika mengabarkan kematian anaknya tercintanya kepada suaminya.
Memang tak semua manusia bisa setegar Ummu Sulaiman. Hanya Dia yang tahu. Makanya, untuk sebuah kematian, sekadar isak tangis ataupun sekadar penumpah rasa sedih boleh-boleh saja. Itupun hanya sekadarnya saja, tak boleh lebih.
Kematian seseorang yang kita cintai serasa sebuah hentakan di hati. Ada kalanya rasa sedih berubah menjadi penyesalan. Terlebih bila kita ingat perlakuan kita yang kurang baik, kurang ramah, dan kurang simpatik kepada almarhum. Mengapa tidak segera menjenguknya ketika dia sakit? Mengapa sering menyakiti hatinya? Mengapa dan mengapa, serta sederet mengapa lainnya muncul sebagai wujud penyesalan.
Bagaimanakah agar kita menghadapi sebuah kematian, baik kematian orang-orang yang kita cintai, ataupun diri kita sendiri kelak? Seorang bijak bestari menyarankan, ”Banyaklah memberi.” Memberi apapun yang kita miliki. Harta, waktu, perhatian, kasih sayang, tenaga, pikiran, dan sebagainya kepada siapa saja. Dengan banyak memberi, kita tak takut menghadapi kematian. Karena dengan banyak memberi, sebenarnya kita telah mengambil banyak.

Perubahan Fisik dan Perilaku Siswa yang Terlibat Narkoba


Ciri-ciri Berdasarkan Perubahan Fisik:
1. Muka pucat, loyo, pandangan kosong
2. Berat bdn menurun, kurus, nafsu makan berkurang.
3. Mudah kena penyakit infeksi, batuk pilek yg lama.
4. Mata merah, berair, mulut dan hidung kering, gemetaran.
5. Badan sakit, sendi seperti mau lepas, kedinginan.
6. Mengeluh sakit kepala, diare, sulit tidur, gelisah, dll.

Ciri-ciri Berdasarkan Perilaku:
1. Menurunnya nilai rapor/prestasi
2. Suka bolos dg alasan yg tak jelas
3. Pandai berbohong, terutama untuk keluar rumah
4. Tidak suka mandi, berpakaian tdk rapi, badan agak bau
5. Suka memakai pakaian lengan pjg
6. Mudah tersinggung, marah, menentang, mengebut
7. Suka menyendiri dlm kamar, toilet
8. Byk teman baru yg tdk dikenal
9. Uang belanja sll kurang, suka mencuri, menggadaikan barang
10. Sering minta izin keluar kelas (ke belakang)

Gara-gara Mailbox

Seorang suami mengantar istri dan anak lelakinya yang masih TK belanja persiapan pesta tahun baru malam ini. Karena ada perlu, sang suami pergi meninggalkan istrinya dan menyuruh mereka agar menghubungi lewat HP jika mereka udah selesai belanja.

Dua jam kemudian, sang istri udah selesai belanja dan menyuruh sang anak agar menghubungi ayahnya untuk menjemput mereka.
Sang anak menghubungi HP ayahnya.

Telpon pertama, gak diangkat. Telepon kedua diangkat cewek, ketiga keempat diangkat cewek terus.

Sang ibu merasa gusar bertanya apa sudah tersambung dengan sang ayah.

Si anak menjawab polos bahwa dia menelepon berkali-kali dan yang mengangkat adalah seorang wanita.

Sang istri murka dan segera berkeliling bersama anaknya Supermarket mencari suaminya. Tak sengaja mereka berpapasan di lift dan tanpa babibu sang istri langsung melayangkan pukulan plak plok ke wajah suaminya.

Para pengunjung nampak kasihan melihat suami lemah tersebut dan melerai mereka. Salah seorang pengunjung memohon pada sang istri agar bersabar.

Sang istri yang kalap mulai menjelaskan tentang perselingkuhan suaminya, karena tiap anaknya telepon selalu ada suara wanita dalam HPnya.

Seorang pengunjung bertanya pada anak tersebut dan sang anak membenarkan. Sang anak bilang tiap dia menelepon HP ayahnya selalu ada wanita yang menjawab “Maaf anda terhubung dengan telkomsel Veronika...”

Melihat Jam di Jalan

Andi dan Budi sedang dalam perjalanan menuju tempat kerjanya.

Andi : Bud, aku lihat kamu tiap berangkat kerja tidak membawa jam, bagaimana kamu bisa berangkat tepat waktu?

Budi : Gampang An, aku tinggal melihat di jalanan saja.

Andi : Kok melihat di jalan??

Budi : Iya, kalau di jalan masih banyak karyawan swasta berarti itu masih pagi, berarti aku gak akan telat kalau naik bis.

Andi : Lho, tapi kemarin aku lihat kamu naik ojek ke kantor?

Budi : Oo.. itu karena aku lihat dijalanan sudah tidak ada karyawan swasta, yang ada cuma pegawai pemerintah.

Andi : Oo...

Cerita Penuh Hikmah | IBU

Fery Gio 16 Maret jam 8:30 Balas
Hudzaifah.org - Awalnya aku malu mempunyai ibu sepertinya. Warna kulit yang gelap dan wajah yang pas-pasan. Ibu sangat berbeda dengan ayah, kulit yang putih, tubuh yang gagah dan wajah yang lumayan tampan menurutku. Aku tak mengerti kenapa ayah memilih ibu sebagai pendamping hidupnya. Aku tidak menyalahi takdir-Nya, cuman aku heran dengan semua ini. Ayahku berasal dari kota sedangkan ibu sebagai anak desa yang tidak mempunyai apa-apa. Pendidikannya pun hanya tamatan Sekolah Dasar saja. Setiap aku bertanya kepada ayah kenapa dulu memilih ibu, beliau berkata, �Itu sudah takdir, mungkin ini yang terbaik untuk kita semua.�

Ayah memiliki usaha yang lumayan sukses di kota, setiap seminggu sekali ayah pulang untuk menjenguk kami di desa, bahkan selalu membelikan apa saja yang kami minta, sehingga kami makin bangga pada beliau. Aku anak ke empat dari lima bersaudara. Kehidupan keluargaku tergolong paling kaya di desa. Ketika masih banyak rumah yang terbuat dari bilik, maka rumah kami sudah terbuat dari tembok. Bahkan pertama kali ada televisi, keluarga kamilah pelopor adanya televisi di desa. Aku masih ingat pertama kali ada di rumahku, semua orang berduyun-duyun kerumah untuk menonton televisi bersama-sama. Sampai-sampai ayah menyediakan tempat untuk warga yang ingin nonton televisi.

Kemewahan materi tidak selalu identik dengan kebahagiaan. Itulah yang akhirnya aku rasakan. Ketika itu aku masih SMA, disinilah ketabahan ibu semakin terlihat di mataku. Bagaimana tidak, ayah menikah lagi dengan seorang gadis yang berasal dari kota. �Dia sangat cantik dibandingkan denganmu Sum, dia namanya Ayuni�, kata salah satu pamanku yang ikut bekerja dengan ayah kepada ibu ketika bertanya tentang istri baru ayah. Secara tidak sengaja aku mendengar perbincangan mereka. Apa yang ibu katakan sangat mengagumkan, �Dari dulu aku sudah siap jika ini terjadi mas, mungkin ini cobaan supaya aku semakin tabah.� Tapi waktu itu aku masih tidak terlalu mengerti kenapa ibu berkata seperti itu. Banyak orang khususnya perempuan di desaku yang tidak ingin dimadu, bahkan yang lebih ekstrim lagi mereka lebih baik bercerai dari pada harus dimadu walaupun sudah mempunyai anak.

Keluargaku menjadi pembicaraan di desa khususnya di kalangan ibu-ibu. �Pantas saja Sumiati dimadu, mungkin saja wanita itu lebih cantik dibandingkan dia. Kalau aku seperti itu, aku langsung minta cerai demi harga diri.� Hatiku perih mendengar perkataan seperti itu. Mereka tidak tahu betapa cantik dan baiknya hati ibu Ingin rasanya aku menampar orang yang berkata seperti itu, namun aku masih punya perasaan. Aku langsung berlari kerumah mencari penyejuk hati dan aku melihat ibu sedang bersujud diatas sajadahnya...

***

Ayah mulai jarang pulang, yang tadinya seminggu sekali sekarang sebulan bahkan pernah dua bulan tidak pulang. Tetapi ayah tetap mengirimkan uang untuk kami semua, bahkan jumlahnya lebih dari cukup. Kebanggaan pada ayah mulai berkurang tapi aku masih tetap menghormatinya. Kekagumanku pada ibu semakin bertambah, ibu selalu terlihat tabah dalam menghadapi cobaan. Itu terlihat di wajahnya yang teduh. �Kini aku bangga padamu Bu, aku juga tidak malu lagi mempunyai ibu sepertimu. Aku ingin perlihatkan pada dunia bahwa engkau adalah ibuku agar semua tahu betapa indahnya akhlakmu,� batinku berkata. Setiap kali adikku menanyakan tentang ayah, ibu pun menceritakan yang sebenarnya tanpa menjelekan sedikit pun tentang ayah. Satu lagi poin untuk mengagumimu yaitu kejujuran.

Bulan berganti tahun, kami sudah mulai besar, bahkan kakakku sudah menikah semua, tinggal aku dan adik yang tinggal bersama ibu. Kerutan di wajah ibu pun sudah mulai terlihat. Kini aku sudah memasuki bangku kuliah dan berada di semester dua. Aku di terima di perguruan tinggi negeri dan ambil jurusan manajemen sesuai dengan cita-citaku. Aku tinggal di kota, sebulan sekali pulang ke desa untuk melepas rinduku pada keluarga. Ibu membuka warung di depan rumah untuk menghidupi kami karena hampir satu tahun ayah tidak mengirimkan uang. Untuk membantu ibu, aku berjualan pakaian yang di tawarkan pada teman-teman disamping kesibukan kuliah. Hasilnya pun lumayan untuk meringankan beban ibu.

Ayah terserang stroke dan harus di rawat dirumah sakit sedangkan usahanya kini sudah bangkrut. Istri mudanya kabur entah kemana bersama anak hasil perkawinannya dengan ayah. Kini ibu yang selalu berada di samping ayah. Dengan kesabarannya, ibu merawat ayah dengan ikhlas. ketika ayah membutuhkan sesuatu, ibu selalu siap siaga untuk membantunya. Tanpa berbicara pun, sudah terlihat ada rasa penyesalan di wajah ayah. Kini ku tahu betapa mulianya hatimu ibu. Apakah aku sanggup seperti itu?

***

Kini aku sudah mempunyai dua anak, Muhammad Fahri dan Zakiya Azzahra namanya. Aku menikah dengan seorang lelaki yang amat sholeh menurutku. Dia yang selalu membimbingku dalam segala hal terutama dalam masalah agama. Dia merupakan figur seorang ayah yang baik untuk anak-anak. Jika kesabaranku sedang di coba dengan kenakalan anak-anak, maka dia selalu mengingatkan untuk selalu menahan amarah. Oh ya.. yang sangat mengagumkan, kini aku sudah memakai penutup aurat, ini juga atas hidayahNya yang sangat tak terhingga selain bimbingan suami.

Aku teringat ketika meminta izin untuk menikah pada orang tua terutama pada ibu. Bukan berapa gaji calon suamiku yang ditanyakan, tetapi yang pertama kali di tanya oleh ibu adalah apakah solatnya sudah benar atau belum. Awalnya aku tak mengerti tentang itu. Ibu menjelaskan bahwa orang yang tidak pernah meninggalkan solat dalam keadaan apapun itulah yang seharusnya aku cari Insya Allah akhlaknya juga akan baik karena dia merasa Allah selalu mengawasinya. Pendapat yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya. Jawaban yang sangat luar biasa yang terucap dari seorang yang hanya tamatan sekolah dasar.

Kenangan-kenangan manis bersamamu akan selalu aku ingat bu. Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu dan meluaskan kuburanmu begitupun dengan ayah. Ibu meninggal seminggu setelah ayah tiada, ketika itu ibu berada di sampingku. Sebelum meninggal ada pesan yang masih teringat di benakku. �Jaga adikmu baik-baik, dan yang paling penting jangan pernah kau tinggalkan Allah karena Allah akan meninggalkanmu.� Sebelum meneruskan kata-katanya, ibu mengucapkan dua kalimah sahadat dan orang yang sangat aku hormati pun menghembuskan napas terakhirnya�

Ibu telah tiada tetapi jasa-jasanya akan selalu teringat dalam kalbuku. Engkau mengajarkan aku tentang sebuah kesabaran.


Cerita Penuh Hikmah | Sabar

Untuk anggota Hamba Yang Bertaubat
N.h. Aeni Addamawy 26 Januari jam 10:36 Balas
Matahari tergelincir dari titik zenitnya, memberi rasa terik pada rumah-rumah di area pemukiman padat “Jalan Baru” yang berdinding setengah bata-setengah papan, beratap seng, dan berdempetan satu dengan lainnya. Di tengah-tengah pemukiman itulah kami tinggal. Kami baru saja sholat dhuhur berjamaah di masjid, lalu beristirahat. Makan siang sudah kami lakukan sebelumnya di kantor.

“Teng tong.. Assalamu’alaikum!?” Bel bersuara “salam” di rumah kami berbunyi.

Bel itu sengaja kami beli dan kami pasang untuk mengetahui tamu-tamu yang datang. Kontrakan kami ada dua lantai. Lantai satu, kami biarkan kosong karena gelap. Di situ ada kamar mandi dan dapur. Lantai dua, kami fungsikan sebagai ruang tamu, ruang tidur, dan ruang pertemuan. Tidak ada perabot yang berarti, kecuali ruang kosong beralas karpet plastik tebal. Ada jendela besar yang berlatar pemandangan Gunung Nona. Pemandangan itulah yang sering bisa mengurangi “kesumpekan” kami karena keterbatasan ruang yang ada.

Segera saya bergegas turun menjemput siapa yang datang.

“Wa’alaikum salam!. Masuk Tri!”.

Yang datang rupanya Tri Winoto. Dia adalah seorang teman yang berkantor di Gedung Keuangan Negara Ambon, yang berjarak sekitar 500 meter. Ada masjid kecil di sekitar kantor, namun dia lebih sering sholat dhuhur di Masjid Al-Fatah, masjid terbesar dan menjadi kebanggaan warga muslim kota Ambon. Biasanya sehabis sholat di sana, dia singgah ke tempat kami, yang hanya berjarak sekitar 20 meter di muka masjid tersebut.

Sebenarnya tidak hanya Tri yang sering berkunjung, teman-teman yang tersebar di kota ini suka sholat dhuhur di masjid besar itu, sekalian makan, kemudian mampir istirahat di tempat kami. Di seputaran masjid memang banyak ditemukan rumah makan. Kami bersyukur, rumah kami senantiasa ramai, dan Insya Allah membawa keberkahan tersendiri.

“Pak, saya numpang makan di sini ya!”.

Kata Tri sambil mengeluarkan “Tupperware”nya. Itulah uniknya dia, sering dibawakan “bekal” makanan oleh isterinya. Ada beberapa alasan tentu saja. Selain hiegienis dan murah, yang lebih penting adalah terjamin kehalalannya. Satu lagi, lezat. Dia selalu memuji kelezatan masakan isterinya itu. Di samping memang lezat secara "dhahirnya", juga lezat secara "substansinya" karena berbumbu ”perhatian, cinta, kasih sayang, dan komitmen kepada keimanan”. Dia selalu memprovokasi kami untuk mengikuti jejaknya segera menikah, sehingga bisa merasakan apa yang dinikmatinya.

Tri mulai menikmati masakannya, sedangkan kami kadang menemani sambil membaca koran, tiduran, atau ikut makan bersama dengan makanan yang kami beli di warung terdekat. Biasanya kami ngobrol-ngobrol ringan seputar situasi kantor, kondisi teman-teman, program dakwah, atau tema-tema seputar keluarga dan pernikahan. Maklum, kami bujangan dan perlu belajar banyak dari yang mereka yang sudah berpengalaman.

“Teman-teman di kantor biasa makan di mana, Tri?” Kami bertanya.

Dia lalu bercerita bahwa sebenarnya, kantor menyediakan makan siang untuk para pegawainya. Awalnya hal itu menjadi keharusan. Tetapi karena bosan, akhirnya keinginan para pegawai untuk mencari variasi makanan di luar pun tidak bisa di cegah. Bagi yang mau makan di kantor, silahkan. Bagi yang mau makan di luar, silahkan.

“Kami sejak awal memang menghindari hal itu. Itu kan diambil dari dana taktis kantor”. Demikian Tri menuturkan.

Bukan cuma Tri yang memiliki pemahaman demikian dan menolak fasilitas itu. Masih banyak teman yang lain. Sudah jamak diketahui bahwa instansi keuangan itu selalu berlimpah dengan uang. Pegawainya memiliki nilai lebih di mata masyarakat. Mereka sering menjadi incaran orang tua yang memiliki anak gadis untuk dinikahkan dengannya. Yah, pokoknya hebat.

Memang ironis. Banyak persepsi yang salah tentang penghasilan pegawai negeri yang sebenarnya. Mereka tertipu oleh penampilan dan gaya hidup mayoritas pegawai. Padahal ada orang seperti Tri, yang hidup bersahaja, apa adanya, dan menjaga diri dari penghasilan yang syubhat (Tidak jelas).

Masalah makan siang di kantor bagi dia adalah masalah kecil. Dia bisa menolak dengan berbagai alasan. Yang sering menggelisahkan adalah kejadian-kejadian saat dia melakukan pemeriksaan di lapangan, yaitu "harus" menerima uang atas nama terima kasih, jamuan pemeriksaan, dan uang-uang “siluman” lainnya.

Untuk menyelamatkan integritasnya itu, dia mengajukan kepada kepala kantor agar dirinya dipindah ke bagian Tata Usaha (administrasi) saja. Tidak ada apa-apanya memang, bahkan dia akan kehilangan honor lapangan. Tapi dia begitu menjaga dari sesuatu yang dia takutkan.

"Mas, hati-hati ya. Insya Allah kami bisa sabar dan bisa menahan lapar untuk memperoleh yang halal. Tapi kami tidak bisa sabar dengan panasnya api neraka."

Itulah perkataan isteri tercinta, bergema saat dia keluar dari rumah kecil kontrakannya di bukit Tantui. Suatu nasehat dan penyemangat, agar istiqomah dalam mencari yang halal dan mengabaikan yang haram.

Hati saya menghiris pilu, tanpa sadar menitiskan air mata. Saya berenung, apakah saya akan bisa sesabar mereka, bergelut di tengah kedurjanaan. Hanya kepada Allah kami mohon bimbingan.

***
Hari berganti hari. Kami berpisah meniti jalan hidup masing-masing. Sepuluh tahun saya meninggalkan kenangan di kota Ambon.

Hari ini saya membaca berita, ada reformasi birokrasi dan keuangan yang diterapkan di Departemennya. Reformasi ini dilakukan dengan pertimbangan institusi ini dinilai paling rawan, namun pelayanannya sangat diperlukan oleh masyarakat. Jika sistem penggajian antara pegawai negeri dan swasta masih terlalu njomplang, tidak seimbang, maka sulit untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang memadai dari institusi itu.

Sebelumnya, saya mendengar telah ada reformasi keuangan di beberapa kantor di departemen itu, sehingga mereka menjadi kantor pelayanan modern. Ini baru percontohan, dan akan diterapkan secara bertahap dan menyeluruh.

Tiba-tiba saya teringat Tri. Orang-orang seperti dia, memang pantas menerima kabar baik ini. Saya bersyukur. Semoga ini adalah buah dari ketaatan dari orang-orang seperti Tri, yang selama ini terdholimi, karena tidak bisa menikmati kue di saat yang lain memperebutannya. Saya belajar ketaatan dan makna kesabaran dari Tri. Saya juga belajar bahwa Allah itu maha adil. Pasti, Allah tidak akan mentelantarkan hamba-hamba- Nya yang taat seperti dirinya. Waallahu’alamu Bishshawaab.

Cerita Penuh Hikmah | Surga di Telapak Kaki Ibu

Untuk anggota Hamba Yang Bertaubat
Fery Gio 04 Februari jam 13:47 Balas
Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan, tahun berapaan udah lupa. Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronic. Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah di promosikan ke posisi manager. Gajinya pun lumayan.Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor.

Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe2 jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.

Di rumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting.

Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be. Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan routine layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu2-nya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya.

Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. "Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan." jawab A be. Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang Ibu. Tentu saja ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya.

Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hariyang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali).Hal ini membuat A be jadi kesal dan uring-uringan di rumah.

Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari ibunya, A be melihat sebuah box kecil. Di dalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah.

Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya.

Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa dibendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang ibupun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. " Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi".Setelah sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja ke supermarket.

Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini ke dalam media cetak dan elektronik. Ketika membaca kisah ini dimedia cetak, saya sempat menangis karena tidak sempat bersujud di hadapan mamaku. karna jauh dari mereka.

Top