Selamat datang. Selamat belajar, selamat berprestasi. Semoga sukses

Galeri Video

Powered by: Youtube

Kliping Pendidikan

Kliping Berita PNS

Otomotif

wawasan Islam

Kesehatan

loading...
loading...


Gagal sudah PSSI dipimpin oleh nakhoda baru, pasca dihentikannya kongres PSSI di HOtel Sultan, 20 Mei lalu. Dan dengan demikian, jika FIFA telah habis kesabarannya dan merujuk kepada pelecehan peserta kongres terhadap perwakilan FIFA di kongres, bisa saja Indonesia dikenakan sanksi. Namun, jika FIFA mempertimbangkan nasib pemain (terlebih banyaknya pemain asing yang beredar di Indonesia), serta cukup bersihnya Komite Normalisasi menjalankan mandat sesuai keinginan FIFA, semoga saja tidak ada sanksi.


Berikut kronologi kisruh panjang yg melanda PSSI:

KONGRES PERTAMA: PEKANBARU, RIAU
Menjelang digelarnya kongres tanggal 26 Maret, PSSI kembali dapat tudingan tak sedap. Organisasi pimpinan Nurdin Halid tersebut dianggap melakukan kecurangan dengan menghilangkan hak suara anggotanya.
Kecurigaan kalau PSSI akan kembali menggunakan cara tak sportif muncul saat mereka terlambat menyebarkan surat undangan kongres pada pemegang hak suara. Beberapa hari terakhir menjelang kongres tudingan tersebut semakin menjadi karena beberapa pihak merasa haknya telah dilanggar.
Ada klub yang mempertanyakan tidak masuknya mereka dalam daftar undangan ke kongres di Pekanbaru. Padahal saat kongres di Bali pada pertengahan Januari lalu mereka masih menjadi peserta.

BANTAHAN PSSI:
"Penentuan pemilik suara PSSI itu berdasarkan ranking (klasemen) per 18 Maret. Jadi ya mungkin saja mengalami perubahan (dibanding yang di Bali). Salah satu contohnya adalah Persipuja Puncak Jaya. Ini sesuai statuta bahwa penentuan pemilik suara berdasarkan klasemen terakhir," sahut Sekjen PSSI Nugraha Besoes saat ditanya wartawan.
Masalah ini muncul setelah Persigo Gorontola kehilangan hak suaranya untuk kongres pada tanggal 26 Maret ini. PSSI sebelumnya menyebut kalau tim Divisi Utama yang punya hak suara adalah yang berada di posisi lima besar per Januari 2011, namun kini diubah menjadi posisi lima besar pada 18 Maret.
Akibatnya, Persigo yang sebelumnya dapat hak suara kini tak bisa ikut kongres karena per 18 Maret posisi mereka turun ke urutan tujuh.
Kubu Persigo mencurigai ada permainan karena mereka tidak diinformasikan secara terperinci soal hal tersebut plus perubahan yang tiba-tiba. Persigo juga mencurigai itu akal-akalan PSSI karena mereka menyatakan tentangan terhadap kepemimpinan Nurdin Halid.
Protes lain terkait hilangnya hak suara adalah dari beberapa klub yang menyatakan masuk dalam keanggotaan KPPN (Komite Penyelamatan Persepakbolaan Nasional). Beberapa anggota KPPN, yang juga anggota PSSI, mengaku belum menerima undangan, yang berarti hilangnya hak suara mereka.
Nugraha juga membantah soal hal tersebut. Dikatakannya yang membuat undangan dikirimkan atau tidak bukan soal KPPN, namun lebih pada terdaftarnya orang-orang yang diundang di dalam kepengurusan klub/pengprov di bawah PSSI.
"Bukan karena lihat KPPN-nya, KPPN yang ada tidak kita hiraukan. Yang penting adalah orang atau pengprov tersebut terdaftar tidak di PSSI. Kalau dia jabatannya ketua umum atau skretaris yang dapat undangan," tuntas Nugraha di sela-sela acara welcome dinner kongres PSSI di Hotel Arya Duta. (Sumber berita)

Sabtu, 26 Maret 2011 (sore):
PSSI menyatakan Kongres Tertutup Bagi Umum:
Ketertutupan PSSI terhadap pengawasan dari publik kembali diperlihatkan di Kongres Pekanbaru. Wartawan peliput dilarang untuk memasuki ruangan Kongres.
Aturan tersebut merupakan satu dari delapan poin tata tertib untuk wartawan peliput Kongres PSSI 2011 yang berlangsung di Hotel The Premiere, Pekanbaru, Sabtu (26/3/2011). "Pada saat Kongres berlangsung, wartawan tidak diperkenankan memasuki ruang kongres," demikian seperti tertulis dalam selebaran yang ditujukan pada wartawan tersebut. "Khusus untuk televisi dan fotografer, diperbolehkan mengambil gambar pada 10 menit awal Kongres yang dimulai pukul 19.30 WIB," lanjut pengumuman di selebaran itu.
Wartawan nantinya bisa mendapatkan informasi hasil Kongres hanya melalui konferensi pers yang akan diselenggarakan usai acara. (Sumber berita)


Sabtu, 26 Maret 2011 (malam harinya):
Detik.com memberitakan, kekisruhan melanda Kongres PSSI di Pekanbaru, Riau. Sekjen PSSI Nugraha Besoes menyatakan bahwa kongres dibatalkan menyusul kekacauan yang terjadi.
Namun walau begitu, 78 pemilik suara PSSI tetap menggelar kongres. "Kongres tandingan" tersebut mengusung agenda yang sama ditambah dengan perubahan di statuta PSSI untuk pasal yang menyangkut status kriminal seseorang. Seluruh agenda kongres itu telah dirampungkan malam WIB.
Komite pemilihan diketuai H. Harbiansyah. Sedangkan untuk anggotanya adalah Dirk Soplanit, Mohammad Yasin, Usman Fakaubun, Hadiyandra, Wisnu Wardhana, dan Erizal Anwar.
Sedangkan komite banding dipimpin oleh Ahmad Riyadh dan beranggotakan Rio Dinamore dan Umuh Muchtar.
Pihak "kongres tandingan" mengatakan segera mengirimkan laporannya kepada FIFA dan juga KONI/KOI. Mereka mengklaim legal karena diikuti lebih dari 3/4 pemilik suara PSSI.
Pihak "kongres tandingan" menegaskan siap untuk menggelar pemilihan ketua umum PSSI pada 29 April mendatang. Lokasi kongres pemilihan akan digelar di Pulau Jawa namun belum dijelaskan secara pasti di kota mana.

Minggu, 27 Maret 2011:
Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes menyatakan bahwa FIFA memutuskan untuk membatalkan hadir dalam Kongres PSSI atas alasan keamanan.
BANTAHAN FIFA:
Melalui surat elektronik yang diterima Media Indonesia, FIFA Media Department menyatakan pernyataan Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes adalah salah.
"Klaim Sekretaris Jenderal PSSI yang menyatakan bahwa FIFA memutuskan untuk membatalkan hadir dalam Kongres PSSI atas alasan keamanan adalah sangat salah," demikian balasan surat elektronik dari FIFA Media Department yang diterima Media Indonesia, Senin (28/3), sore. "Sebaliknya, pemantau FIFA berulangkali diminta pergi ke lokasi Kongres dan dihalang-halangi untuk memantau oleh Pimpinan PSSI."
Sumber: Media Indonesia

Senin, 28 Maret 2011 (pagi harinya):
Ketua Umum KONI/KOI Rita Subowo menghadap Menpora, melaporkan perkembangan terakhir kekisruhan di tubuh PSSI, yaitu dibatalkannya Kongres di Pekanbaru hari Sabtu lalu.

Senin, 28 Maret 2011 (siang harinya):
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alie Usman
Pemerintah menyatakan secara resmi tidak lagi mengakui kepengurusan PSSI dibawah kepemimpinan Nurdin Halid.Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga juga menghentikan pengucuran dana APBN kepada PSSI dibawah kepengurusan Nurdin Halid.
Keputusan dibacakan Menpora Andi Malarangeng saat di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (28/3/2011) usai menerima laporan Ketua KONI/KOI Rita Wibowo.

Senin, 28 Maret 2011 (sore harinya): NURDIN MEMANG BERANI MELANGKAHI FIFA
Seperti yang diberitakan Detik.com, Nurdin membuat keputusan sepihak lagi bahwa PSSI akan menggelar kongres pengganti paling lambat bulan Juli.
"Kongres pemilihan komite pemilihan dan komite banding akan dilaksanakan selambatnya empat bulan setelah pembatalan kongres pertama," ungkap Ketum PSSI, Nurdin Halid dalam konferensi pers di Kantor Badan Liga Indonesia, Senin (28/3/2011) sore WIB.
"Untuk kongres pemilihan ketua umum, wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif dilakukan selambatnya dua bulan setelah terbentuknya komite pemilihan dan komite banding," lanjut Nurdin yang dalam konferensi pers tersebut didampingi Sekjen PSSI, Nugraha Besoes.
Padahal, FIFA sebelumnya telah memberi tenggat pada PSSI untuk menggelar kongres pemilihan komite pemilihan dan komite banding pada 26 Maret. Lalu untuk pemilihan ketua umum, wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif pada 30 April.

Selasa, 29 Maret 2011 : FIFA BANTAH MENGUSULKAN MEMBATALKAN KONGRES DI RIAU
Dunia atau FIFA mengaku tak pernah meminta secara resmi pembatalan kongres PSSI di Pekanbaru, Riau.
Hal itu dikatakan peninjau kongres PSSI yang ditunjuk FIFA, Frank van Hattum, baru-baru ini.
Hattum pun membantah keselamatannya terancam seperti yang dikatakan Nurdin Halid pada konferensi pers dua hari silam. Ia mengaku kedua informasi itu tak benar.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes mengatakan delegasi FIFA terancam saat meninjau kongres organisasi induk sepak bola nasional itu. Lantaran itu, delegasi FIFA meminta kongres dibatalkan.
Nurdin Halid menyatakan hal senada. Ia bahkan menggelar konferensi pers dan menjelaskan kronologis delegasi FIFA yang tertahan di Bandara Sultan Syarif Hasim, Pekanbaru. Sumber: Mediaindonesia.com

Kamis, 31 Maret : MERASA TERDESAK, NURDIN BERUSAHA PERBAIKI IMAGE NEGATIF UNTUK DIRI DAN PARPOL TERTENTU
Ketua Umum (Ketum) PSSI Nurdin Halid sebenarnya rela tidak memimpin PSSI lagi. Namun, ada syaratnya, yaitu pergantiannya secara baik-baik. Hal itu dikatakan Ketum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla di Jakarta, Kamis (31/3).
"Dua minggu lalu, saya bicara bahwa ya sudah, relakan. Nurdin sudah rela tidak memimpin lagi, asal caranya baik. Tidak ada syarat, dia sebenarnya sudah rela mundur,” kata Kalla.
Seperti diketahui, lolosnya Nurdin dan Wakil Ketum PSSI Nirwan Bakrie sebagai para kandidat Ketum PSSI telah dibatalkan sekitar empat pekan lalu atau pada Jumat (25/2) oleh Komite Banding PSSI.
Kalla membantah bahwa hal itu curahan hati (curhat) Nurdin, "Bukan Curhat, (melainkan) pembicaraan. Dia sudah rela tidak memimpin lagi, asal pergantiannya secara baik-baik," tegas Kalla. Sumber: Mediaindonesia.com

TANGGAPAN NURDIN TERKAIT KEPUTUSAN MENPORA:
1. Nurdin minta Presiden pecat Menpora
Nurdin Halid menanggapi sikap pemerintah yang menyatakan tidak lagi mempercayai PSSI di bawah kendalinya. Ia bahkan meminta Presiden RI untuk mencopot Andi Mallarangeng sebagai Menpora.
"Kami memohon dengan sangat, meminta presiden untuk mencopot Menpora Andi Alfian Mallarangeng karena tidak cakap menjadi menpora," ujar Nurdin.
"Sebagai anak bangsa, meski sampah, tapi saya sudah berbuat sesuatu untuk bangsa ini. Saya tidak rela dizolimi terus," sambungnya.
"Andi Alfian menerima KPPN, berkonsultasi dengan KPPN, memerintahkan sesuatu yang tidak benar. Karena itu saya memohon kepada Presiden SBY yang saya cintai untuk mencopot Saudara Andi Alfian karena tidak cakap menjadi menpora," tegasnya. (Sumber berita)

2.Nurdin Merasa Tidak Butuh Diakui Pemerintah
Pemerintah melalui Menpora Andi Mallarangeng sudah menyatakan tidak mempercayai lagi kepengurusan PSSI di bawah Nurdin Halid. Nurdin menjawab, PSSI tidak harus diakui pemerintah.
"Tidak ada dalam konstitusi kami bahwa PSSI harus diakui pemerintah. Kami tidak harus mendapatkan pengakuan formal. Kalau pemerintah seperti itu, kami tidak bisa menghalangi. Itu hak pemerintah," ujar Nurdin di depan wartawan di kantor PT. Liga Indonesia, Senin (28/3/2011). (Sumber berita)

3.Nurdin Pasrah Jika APBN Di-stop
Saat ditanya soal aset-aset PSSI yang ada yang akan diambilalih pemerintah, termasuk penyetopan APBN untuk kegiatan PSSI, Nurdin terkesan "pasrah".
"Silakan saja. Kami tidak berdaya. APBN dicabut silakan juga, kami tidak berdaya. Kalau disuruh keluar (dari kantor PSSI), kami akan keluar. Kami cuma rakyat biasa yang kebetulan diberi amanah oleh peserta (kongres 2009) secara aklamasi." (Sumber berita)

4. Nurdin Tuding Aparat Berseragam Intervensi Kisruh Kongres di Riau
Ketua Umum PSSI Nurdin Halid menuding adanya pihak tertentu berada dibalik ricuhnya Kongres PSSI di Pekanbaru, Riau, akhir pelan lalu. "Komite Eksekutif mengadakan rapat mendadak di Bandara dan memutuskan membatalkan kongres berdasarkan Pasal 86 Statuta PSSI karena adanya intervensi dari aparat berseragam. Keadaan ini adalah force majeur," ujar Nurdin, Senin (28/3). (Sumber berita)

5.Nurdin Melalui Besoes Berani Berbohong
Selain pembohongan2 sebelumnya, PSSI juga melakukan pembohongan lain. Lewat surat elektronik yang juga ditembuskan ke Ketua KONI/KOI Rita Subowo dan salinannya didapat detikSport, Van Hattum selaku pemantau FIFA juga telah membantah sudah memberikan pernyataan, sebagaimana yang dikutip oleh Nugraha.
Menurut Van Hattum, ia tidak berkompeten untuk memberikan pernyataan apa pun terkait Kongres PSSI. Statusnya saat itu hanyalah salah satu pemantau dan komentar resmi terkait hal tersebut akan datang dari Direktur Pengembangan Anggota Asosiasi dan Organisasi FIFA Thierry Regenass.
"Saya juga menegaskan bahwa saya sama sekali tidak memberikan keterangan kepada Media dan pernyataan apa pun yang disebut datang dari saya tidaklah benar," terang Van Hattum.
Sementara itu PSSI, lewat Nugraha, juga sudah mengeluarkan bantahan terhadap dugaan menghalang-halangi delegasi FIFA datang ke Hotel The Premier. (Sumber berita)

KONGRES KEDUA: JAKARTA
Hotel Sultan, Jumat (20/5).
Kongres PSSI yang berlangsung di Ballroom Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, dengan agenda tungal yakni pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan sembilan anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015 berakhir dengan ricuh dan berujung pada ditutupnya kongres.
Sebenarnya, kongres pada awalnya berjalan dengan baik. Namun, suasana berubah menjadi panas setelah rehat pertama. Sebagian peserta kongres yang juga dikenal dengan sebutan Kelompok 78 terus menghujani Komite Normalisasi dengan interupsi dan meminta agar KN mengagendakan mendengarkan penjelasan Komite Banding.
Namun, hal itu tidak dikabulkan oleh Agum Gumelar dikarenakan hal itu tidak ada dalam agenda kongres. Tetapi, kelompok 78 tak mengindahkannya dan terus menerus melakukan interupsi dengan nada kasar dan berteriak-teriak. Dalam setiap kali berbicara, mereka bahkan menunjuk-nunjukkan tangannya kearah Agum Gumelar.
Karena menganggap suasana tidak lagi kondusif, maka akhirnya Agum Gumelar memutuskan utuk menutup kongres pada pukul 20.45 WIB.

Dikutip dari situs resmi PSSI, dalam keterangan persnya di kantor sekertariat PSSI, Senayan, Jakarta, Senin (23/5) WIB, ketua Komite Normalisasi mencoba menjelaskan kronologi lengkap kericuhan yang terjadi pada saat kongres PSSI lalu.
Menurut Agum, KN mengemban tiga misi, yakni menyelenggarakan kongres, mengambil langkah terhadap Liga Primer Indonesia (LPI), dan menjalankan tugas harian PSSI.
"Keduanya sudah kita kerjakan dengan baik, tinggal yang pertama. Dengan mengupayakan menampung aspirasi, makan KN mempersiapkan dengan baik kongres PSSI yang berlangsung tangal 20 Mei. KN berharap agar kongres berjalan dengan lancar dan tertib dan menghasilkan keputusan yang baik. Pada hari H, awalnya kongres berjalan dengan baik," jelas Agum Gumelar.
Tetapi ketika kongres memasuki pleno, ternyata suasana tidak berjalan sesuai rencana. Terjadi interupsi terus menerus dan dengan nada mengancam.
Agum sudah berusaha untuk tetap mengakomodasi keinginan peserta. Sampai ketika break, mereka mendesak Thierry (Regennas) untuk menjelaskan alasan pelarangan George Toisutta dan Arifin Panigoro.
Penjelasannya cukup clear, tapi suasan bertambah panas. Sampai ada yang mengeluarkan pernyataan yang tidak pantas kepada tamu. Ini mengakibatkan respon yang tidak baik dari perwakilan FIFA dan AFC. "Thierry kemudian membisikkan kepada saya bahwa kongres ini tidak bisa lagi dilanjutkan. Saya bilang sabar dulu Thierry," lanjut Agum lagi.
"Sampai pada satu titik ketika peserta menyatakan mosi tidak percaya. Thierry kemudian bilang pada saya bawa dia akan keluar. Saya lalu bilag lagi kepadanya, sabar."
"Akhirnya, saya menilai hal ini tidak bisa lagi ketemu. Jika dipaksakan, sampai lebaran haji juga AP-GT tetap tidak bisa lolos. FIFA mendesak untuk menghentikan kongres. Akhirnya, dengan sangat menyesal saya memutuskan untuk menutup kongres. Itulah yang terjadi. Sekarang itu semua telah terjadi dan kita semua prihatin terhadap apa yang terjadi pada saat kongres itu," jelas Agum Gumelar.

Dari berbagai sumber


loading...
Bagikan artikel ini:
Suka artikel ini?
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

Top