Rosulullah SAW bersabda : “Buatlah penghalang antara dirimu dan api neraka walaupun hanya dengan separuh butir kurma.”
Tahukah kita definisi IKHLAS yang paling guaampang ? mungkin hampir tiap pagi kita Buang Air Besar ( Be A Be ), nah pernahkah kita terfikir dengan semua kotoran yang keluar dan masuk dalam lobang septictank ? nyaris detik itu juga kita tidak akan pernah memikirkan apalagi mengingat-ingat berapa banyaknya ? larinya kemana ? terus nanti jadi apa ? kotoran-kotoran yang setiap hari kita keluarkan tersebut.
Tetapi, tahukah kita ternyata ada jutaan makhluk hidup ( Bakteri ) yang berpesta pora menikmati kotoran-kotoran kita yang kita buang setiap hari tersebut, tetapi kita tidak pernah menyesal, tidak pernah menyebut-nyebut, tidak pernah mengingat-ingat apalagi membicarakan dan mempublikasikannya, itulah gambaran IKHLAS yang paling mudah.
-----------------
Suatu hari, ada seorang pemuda yang sedang berlibur ke rumah neneknya di desa. Saat tiba di sana, setelah melepas rindu dan beristirahat sejenak, nenek menghidangkan sepiring irisan buah mangga yang menggiurkan warna dan aromanya.
“wah, harum dan manis sekali nek. Sedang musimnya ya? Saya sudah lama sekali tidak menjenguk nenek, sehingga tidak tahu kalau nenek menanam pohon mangga yang berbuah lebat dan seenak ini rasanya.” Ujar si pemuda sambil terus melahap mangga itu.
Sambil tersenyum nenek menjawab, “makanya sering-seringlah menjenguk nenek, nenek rindu cucu nenek yang nakal dulu. Pohon mangga itu sebenarnya bukan nenek yang menanam. Kamu mungkin lupa, waktu kamu kecil dulu, setelah menyantap buah mangga, kamulah yang bermain lempar-lemparan biji mangga yang waktu itu kamu makan. Nah, ini hasil kenakalan kamu itu, telah tumbuh menjadi pohon mangga dan sekarang sedang kau nikmati buahnya.”
“sungguh nek? Buah mangga ini hasil kenakalan waktu kecil ku dulu yang tidak di sengaja? Wah, hebat sekali. Aku tidak merasa pernah menanam, tetapi hasilnya bisa aku nikmati setelah sekian tahun kemudian, benar-benar sulit di percaya.” Si pemuda tertawa gembira.
Nenek itu lantas berkata, “ cucuku, walau engkau tidak sengaja melempar biji mangga di halaman itu, tetapi bila tanah lahannya subur dan terpelihara, dia tetap akan tumbuh. Dan, sesuai hukum alam, saat musim buah tiba, dia pasti akan berbuah. Sedangkan rasa buahnya manis atau tidak itu adalah sesuai dengan bibit yang kita tanam.”
Malam harinya, merenungkan semua ucapan nenek. Karena merasa penasara, di ambilnya biji buah mangga sisa di meja dan di belahnya menjadi dua. Dia ingin tahu sebenarnya apa yang ada di dalam biji buah mangga itu sehingga bisa menghasilkan rasa manis yang membedakan dengan biji buah mangga yang lain. Ternyata dia tidak menemukan perbedaan apapun.
Melihat tingkah si cucu, sang nenek yang diam-diam memperhatikan kemudian menyela, “ cucuku, semua biji buah jika di lihat dari luar akan tampak sama semua. Tetapi sesungguhnya, unsur yang ada di dalam tiap biji buah itu berbeda. Perbedaan itulah yang akan menghasilkan rasa, aroma, dan warna setiap pohon mangga yang berbeda pula. Semua tergantung inti buahnya. Demikian pula dengan manusia cucuku. Dari tampak luarnya, setiap manusia adalah sama . tetapi, yang menentukan apakah dia bisa berhasil atau tidak adalah kualitas unsur-unsur yang ada di dalamnya.” Nenek pun melanjutkan wejangannya dengan nada lembut, “ nah, ternyata alam mengajarkan banyak kepada kita. Maka, bila ingin hasil yang baik, kamu harus meiliki unsur kualitas yang baik pula, apakah kamu mengerti?”
“terima kasih nek, saya sungguh bersyukur memutuskan datang kesini. Semua ucapan nenek akan saya jadikan bekal untuk lebih giat belajar dan membenahi diri agar hidup lebih berkualitas,” ucapnya sambil memeluk tubuh rapuh sang nenek.
Sahabat, biji akan tumbuh dengan baik dan cepat di tanah yang subur dan terjaga, demikian juga anak-anak dan Generasi kita akan tumbuh dan lahir menjadi Manusia baru yang hebat di tengah-tengah lingkungan yang tersistem secara kondusif dan dijaga oleh oleh orang-orang yang Visioner dan senantiasa mempertahankan Idealisme.
Biji boleh kita buang sembarangan tidak seorangpun akan melarang, tetapi kita akan lebih cerdas dan bijak jika biji itu kita buang ditempat yang tepat.
Rosulullah SAW bersabda :
“Bersedekahlah kalian, meski hanya dengan sebiji kurma. Sebab, sedekah dapat memenuhi kebutuhan orang yang kelaparan, dan memadamkan kesalahan, sebagaimana air mampu memadamkan api.”
“Barangsiapa bersedekah senilai satu biji kurma yang berasal dari mata pencaharian yang baik –dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik–, maka sesungguhnya Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara untuk pemiliknya sebagaimana seseorang di antara kalian memelihara anak kuda, sehingga sedekah itu menjadi (besar) seperti gunung.”
Sumber: Grup FB Istana Sorgaku-51
BUAH KEIKHLASAN
loading...
loading...
loading...