Film Pilihan di Libur Lebaran 2013 (1434 H)--
Sudah biasa, menjelang lebaran akan banyak film bertema religi yang dirilis oleh insan perfilman tanah air. Momen spesial dan liburan, tentu menjadi alasan utama untuk dapat meraih jumlah penonton yang lebih banyak. Namun, para produser/pembuat film tentu tak akan sembarangan merilis film-nya. Mereka juga tidak akan membuat asal jadi dan mengulangi era film mati suri yang pernah melanda perfilman Indonesia kurun 1990 hingga awal 2000-an. Seiring dengan majunya teknologi sinematografi dan rasa
filmaker, bobot/ kualitas film Indonesia juga tak bisa lagi dipandang sebelah mata.
Berikut dua film yang pantas jadi pilihan di libur lebaran tahun ini.
La Tahzan
Film hasil arahan Danial Rifki ini diangkat ke layar lebar berdasarkan inspirasi dari buku best seller berjudul La Tahzan For Student.
Awalnya film yang dibintangi oleh Joe Taslim, Atiqah Hasiholan dan Ario Bayu ini memiliki judul Orenji. Namun menurut Frederica produser film, judul Orenji memiliki kerumitan untuk dipahami oleh penonton di tanah air.
La Tahzan For Student adalah sebuah kumpulan cerita-cerita inspirtif dan penuh perjuangan berdasarkan kisah nyata pelajar maupun pekerja Indonesia yang berada di Jepang. Selain di Indonesia, La Tahzan juga melakukan syuting dibeberapa kota di Jepang seperti Osaka, Kyoto, Kobe dan Wakayama.
Selain Joe Taslim, Atiqah Hasiholan dan Ario Bayu, La Tahzan juga turut dibintangi oleh Nobuyuki Suzuki, Piet Pagau, Dewi Irawan dan Prilly Latuconsina. Film yang naskahnya ditulis oleh Jujur Prananto dan menghadirkan lagu milik Almarhum Ustadz Jefry Al Buchory ini siap dirilis pada 2 Agustus 2013.
Viona (Atiqah Hasiholan) dan Hasan (Ario Bayu) adalah sepasang sahabat yang sama-sama memiliki impian untuk bisa pergi ke Jepang. Meskipun belum mengetahui kapan pastinya mereka bisa kesana, tapi Viona dan Hasan sudah mulai mendalami bahasa Jepang sebagai modal untuk hijrah ke negeri matahari terbit tersebut suatu saat nanti.
Pada suatu ketika Hasan memutuskan untuk pergi ke Jepang terlebih dahulu tanpa memberitahu alasan yang jelas kepada Viona. Sejak saat itulah hubungan diantara keduanya kian renggang karena Hasan tidak pernah memberi kabar kepada Viona mengenai keadaannya disana.
Sampai pada akhirnya kesempatan untuk pergi ke Jepang pun ikut diraih Viona. Disana ia bertemu dengan seorang fotografer freelance bernama Yamada (Joe Taslim) yang ternyata bisa berbahasa Indonesia. Tidak lama kemudian, Viona dan Yamada akhirnya menjalin hubungan yang serius dan siap menuju ke jenjang pernikahan. Saat itulah sosok Hasan tiba-tiba muncul dan membuat Viona serta Yamada merasa galau terhadap rencana pernikahan mereka.
Seperti diketahui, La Tahzan adalah sebuah film yang terinspirasi dari kisah mahasiswa dan pekerja asal Indonesia di Jepang. Kumpulan cerita ini ditulis dalam kisah berjudul 'Pelajar Setengah TKI' yang dimuat dalam buku 'La Tahzan For Students'. Lewat film ini, penonton seakan diajak untuk melihat keindahan serta sedikit rutinitas di negara Jepang, selain kisah romantis yang ditawarkan La Tahzan. Banyak engel-engel menarik yang ditampilkan di film ini, sehingga kesan romantisnya lebih terasa 'mendalam'.
La Tahzan
Sebelum film ini berubah judul menjadi La Tahzan yang artinya 'jangan bersedih', layar lebar produksi Falcon Pictures tersebut sempat memberi tajuk Orenji yang bermakna 'bagian dalamnya belum tentu seindah luarnya'. Tapi jika ditelisik lebih dalam, kedua judul tersebut sama-sama bisa mewakili inti dari film arahan sutradara Danial Rifki ini. Hanya saja judul La Tahzan seakan lebih berkesan religi, yang dinilai sangat pas dengan jadwal rilis film ini di bulan Ramadhan. Unsur tersebut juga kian kental lantaran didukung oleh soundtrack karya mendiang ustad Jefri Al Buchori berjudul 'Bidadari Surga'.
Dari segi cerita, film La Tahzan sangatlah mudah dipahami karena mengangkat tema sederhana tentang cinta sejati yang dipadu oleh unsur religi dari kehadiran karakter Yamada. Sentuhan komedi juga tidak lupa ditampilkan di film ini untuk memberikan kesegaran dari nuansa romantis di Jepang melalui karakter Ning (Martina) dan Yamamoto (Nobuyuki Suzuki).
Yang menarik adalah kesan gahar yang selama ini melekat dari sosok Joe Taslim, ternyata berhasil ia tutupi lewat film ini. Joe seakan membuktikan kalau dirinya bukanlah sebatas aktor laga tapi juga mampu bermain di lintas genre. Sama halnya dengan Joe, Atiqah Hasiholan dan Ario Bayu juga mampu bermain dengan begitu natural sehingga membuat kisah dari film La Tahzan ini menjadi hidup serta menyentuh hati.
Apa yang menyebabkan Hasan tiba-tiba hijrah ke Jepang dan meninggalkan Viona? Bagaimanakah kelanjutan hubungan Viona dengan Yamada pasca kehadrian Hasan? temukan jawabannya dengan menonton film La Tahzan yang tayang di Cinema 21 mulai 2 Agustus 2013.
Video trailer
Moga Bunda Disayang Allah
Sebuah trauma masa lalu mampu membalikkan kepribadian seseorang menjadi 180 derajat jauhnya. Dalam Moga Bunda Disayang Allah, Karang (Fedi Nuril), yang tadinya merupakan seorang pria yang sangat mencintai anak-anak, berubah ketika sebuah kecelakaan kapal laut terjadi dan ia tidak dapat menyelamatkan anak-anak yang ia ajak untuk berlibur kala itu.
Paska tragedi memilukan tersebut, Karang bukan lagi seorang pria yang penuh kasih dan baik hati. Ia berubah menjadi seorang pemabuk, urakan, kasar, dan tidak terurus. Ia juga memutuskan untuk meninggalkan ibu kota dan pergi mengasingkan diri. Karena tragedi itu pula, Karang malah memutuskan hubungan asmaranya dengan Kinasih (Shandy Aulia), wanita yang dinilai 'berharga' dalam hidupnya.
Di waktu yang bersamaan, Tuan HK (Donni Damara) dan Bunda HK (Alya Rohali), orang kaya raya yang terpandang dan dihormati di daerah tersebut, sudah nyaris putus asa dengan kondisi puteri semata wayangnya, Melati (Chantika Zahra). Melati adalah penderita tuna rungu, tuna netra juga tuna wicara. Gadis kecil nan cantik itu seakan terputus untuk dapat berkomunikasi dengan dunia. Dengan rujukan dari Kinasih, selaku dokter pribadi keluarga HK, Bunda HK pun meminta Karang untuk membantunya mengajarkan Melati.
Moga bunda ...
Meski pada mulanya sempat menolak, namun rupanya rasa cinta terhadap anak kecil sudah mendarah daging di diri Karang. Ia tergerak untuk mengajarkan Melati agar Melati dapat mengenal dunia. Sayangnya, Karang justru mengajari Melati dengan cara kasar dan semena-mena, tidak terlihat seperti ia adalah seorang pria yang mencintai anak-anak.
Akankah Melati membantu Karang untuk kembali menonjolkan sisi lembutnya terhadap anak-anak? Mampukah Karang membantu Melati untuk berkomunikasi dengan dunia?
Jangan dulu berasumsi sebelum Anda menyaksikan layar lebar yang satu itu. Disutradarai oleh Jose Poernomo, film Moga Bunda Disayang Allah, yang diangkat dari novel laris karya Tere Liye ini menjadi salah satu pilihan Anda para pecinta drama keluarga.
Moga Bunda Disayang Allah menawarkan kisah segar dan banyak sekali pesan moral yang terkandung di dalamnya. Pesan tersebut tersampaikan dengan baik berkat kehebatan para tim produksi yang terlibat, aktor dan juga aktris pendukungnya.
Kisah segar yang dihadirkan pun didukung dengan alur cerita yang ringan dan tidak sulit untuk dipahami. Jadi Anda hanya perlu menikmati plot yang halus dengan suasana latar yang menakjubkan saat menyaksikan film Moga Bunda Disayang Allah. Durasi pemutaran 90 menit terasa sangat cepat karena Anda akan sangat larut dan menikmati setiap detik adegan dari Moga Bunda Disayang Allah.
Rocky dan Ram Soraya melalui Soraya Intercine Film dengan bangga menghadirkan kisah drama keluarga yang inspiratif ditengah-tengah tontonan lainnya. Cinema 21 telah menjadwalkan Moga Bunda Disayang Allah untuk rilis serentak di Tanah Air pada 2 Agustus 2013.
Video trailer
Sumber:
Sinopsis: 21cineplex.com
Video: Youtube