Titik terang mengenai hilangnya pesawat AirAsia Minggu pagi kemarin, mulai terkuak. Tim SAR yang menyisir wilayah perairan sekitar Pulau Bangka-Belitung, menemukan dua hal: tumpahan minyak dan sinyal lemah yang diperkirakan berasal dari ELT pesawat di 93 mil laut sebelah utara pulau Bangka. KompasTV memberitakan hal itu di acara Breaking News siang ini. Ketika dikonfirmasi melalui saluran telepon tim KompasTV, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto membenarkan hal itu, namun masih perlu mengecek kebenarannya.
Sebelumnya diberitakan bahwa pesawat Air Asia yang lepas landas dari bandara Juanda Surabaya menuju ke Singapura, kemarin tadi (28/12/2014) sekitar pukul 06.17 WIB hilang kontak. Kementerian Perhubungan menegaskan mengenai hilangnya pesawat AirAsia AWQ8501 itu dalam jumpa pers di kantor Otoritas Bandara Wilayah II, Bandara Soekarno-Hatta. Pesawat dengan muatan 155 penumpang itu diperkirakan jatuh di perairan Tanjung Pandang dan Pontianak.
Pada data manifest keberangkatan pesawat yang dirilis Dephub.go.id, Minggu (28/12/2014), diketahui ada 177 orang dan 4 bayi yang tercatat sebagai calon penumpang. Namun saat hari keberangkatan pada pagi tadi, hanya 155 saja yang berangkat dengan menumpang pesawat AirAsia tersebut. Sementara 23 lainnya berikut 3 bayi tak ikut dalam penerbangan.
Dari data penumpang yang ikut dalam penerbangan AirAsia diketahui, sebanyak 68 orang merupakan wanita dan 70 laki-laki. Sedangkan 16 lainnya merupakan penumpang anak-anak dan 1 bayi. Dari 155 penumpang tersebut, total barang bawaan yang ikut diangkut AirAsia QZ8501 yakni sebanyak 1.305 kilogram.
Penumpang pesawat didominasi warga negara Indonesia, lainnya 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan.
Sementara itu, Direktur Utama Airnav, Bambang Cahyono, mengatakan ada enam pesawat di sekitar pesawat AirAsia QZ8501 pada waktu yang sama dengan ketinggian tidak jauh berbeda.
"Jadi, saat waktu yang sama, ada enam pesawat di sekitar AirAsia dengan detik waktu yang sama pula," ujarnya setelah keterangan pers di Kantor Otoritas Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Senin (29/12/2014).
Pesawat yang dimaksud antara lain pesawat Garuda Indonesia, Lion Air, Uni Emirates, dan lainnya.
"Saat itu, AirAsia berada di ketinggian 34 ribu kaki dan meminta izin untuk menambah ketinggian ke 38 ribu kaki," katanya.
Namun, pada ketinggian 38 ribu kaki, ternyata ada pesawat Garuda Indonesia, sehingga pesawat AirAsia akhirnya berbelok ke kiri dan hilang kontak.
"Jadi, di atas pesawat AirAsia itu ada pesawat Garuda, sehingga AirAsia tidak bisa menambah ketinggian sesuai permintaan," paparnya.
Berbagai langkah sesuai dengan prosedur pun telah dilakukan untuk melakukan komunikasi dengan pilot pesawat, tetapi tidak bisa.
Hingga akhirnya, pesawat yang tinggal landas sekitar pukul 05.36 WIB itu hilang kontak dan tidak bisa dimonitor lagi.
Kementerian Perhubungan telah menerjunkan berbagai kapal untuk mencari seperti kapal navigasi, mengaktifkan penjaga laut, radio pemantau, termasuk para nelayan juga dimintai bantuan.
"Semua fasilitas telah diaktifkan untuk membantu mencari pesawat AirAsia dan memberikan informasi bila menemukan lokasi jatuhnya pesawat," katanya.
Bagi keluarga yang ingin mencari informasi terkait hilangnya AirAsia dapat menghubungi call center posko Surabaya 031-8690945, call center Jakarta 021-55912648, dan emergency call center untuk Indonesia AirAsia di Jakarta 021-29270811.
Semoga pesawat segera dapat ditemukan....Sumber: Kompas, Liputan6
Update:
Dalan konfers petang tadi, Senin (29 Desember), Basarnas memastikan sinyal yang dimaksud bukan ELT dan mengenai dugaan adanya tumpahan minyak ternyata setelah dilakukan pengecekan hanyalah merupakan gugusan karang di perairan dangkal.