loading...
loading...
Kilas Balik 2014 (Bagian Ke-2)-- Tahun 2014 segera akan berlalu. Tahun 2015 pun menjelang. Selama bilangan tahun masehi ini, banyak sudah peristiwa yang terjadi. Suka dan duka silih berganti. Berikut rekap yang dikutip dari berbagai sumber terutama dari Tribunnews.com.
Kaleidoskop bulan Januari-Februari 2014
MARET 2014: Dugaan Aurel Hermansyah Operasi Plastik
Aurel, putri Anang Hermansyah dengan mantan istrinya Krisdayanti justru sedang senang-senangnya bergonta ganti penampilan, maklum, Aurel adalah remaja yang baru tumbuh menuju wanita dewasa, sampai-sampai Aurel pun dituding telah melakukan operasi plastik karena penampilannya yang berubah 360 derajat. Dara yang akrab disapa Loly itu kerap 'memajang' foto wajah terbarunya dalam akun pribadi Instagramnya.
Wajah bulat khas Aurel tiba-tiba 'lenyap' dan berganti dengan pipi super tirus dan dagu lancip. Tak pelak, Aurel dikabarkan melakukan operasi plastik. (Baca lebih lanjut di di Tribunnews.com)
Saat foto Aurel tersebar di Instagram dan Twitter banyak netizen yang nimbrung berkomentar. Pasalnya dalam unggahan foto terakhir Aurel terlihat lebih tirus. Meskipun banyak yang memuji kini Aurel semakin cantik, tak sedikit yang sinis mengatakan putri sang diva melakukan operasi plastik.
“Kasihan padahal masih muda udah oplas (operasi plastik),” kata dewiqidiw.
“Wah dagunya oplas gila,” sindir deeenda.
“Cantiknya karena permak, Masih remaja gayanya udah kaya tante-tante,” ejek ssonnah.
Ada yang mencibir ada pula yang membela. Seperti akun rldeewi.
”Jelaass ini bukan oplass…ini cuman make up ( bagian alis ato klo budget lo banyak lo bisa sulam alis ke salon), Dan ke dua lo bisa pake photo camera effect (aplikasinya perfect 365, beauty-line camera, 360, dll lo bisa bikin rahang lo jd lebih slim kya di foto ini, dan terakhir lo bs retouch pake vintage effect.” kata rldewi.
“This is th power of money,” ?@Feren_CJ
Seorang pengguna twitter bahkan secara sengaja membuat meme unik yang menggambarkan perubahan Aurel seperti Curious Case of Benjamin Button.
Curious Case of Benjamin Button adalah film yang bercerita seorang anak kecil yang dilahirkan berwajah tua. Seiring berjalannya waktu dia berangsung menjadi muda dan mati menjadi anak-anak.
Aurel disamakan dengan cerita dalam film ini. Dulu dikatakan Aurel berpenampilan layaknya lebih tua dari penampilannya kini.
Perubahan Aurel terlihat dari pipinya yang terlihat lebih tirus. Selain itu alisnya pun seolah dibentuk serta penampilannya terlihat lebih feminim dan rapi.
Aurel sendiri telah menepis kabar yang menyebutkan dia melakukan operasi plastik. “Kalau kabar dibilang aku operasi plastik, itu enggak benar. Itu bohong!” tegas Aurel dilansir Kapanlagi.com, Kamis (6/3/2014).
“Aku sama sekali tidak melakukan operasi plastik, Aku sih bodo amat, kan aku juga enggak operasi. Aku hanya diet secara ketat,” tuturnya. (Baca lebih lanjut di di Solopos.com)
Maret 2014, pemberitaan media nasional marak dengan berita tentang raibnya pesawat Malaysia Airlines MH370 saat itu. Pesawat Boeing B777-200 itu membawa 227 penumpang, termasuk dua anak-anak, dan 12 orang awak pesawat.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, saat itu mengabarkan ada tujuh Warga Negara Indonesia (WNI) penumpang pesawat yang hilang pada Sabtu 8 Maret 2014. Pada bulan Maret rubrik Nasional situs ini mencatat 10 berita paling banyak dikunjungi oleh pembaca saat itu. Beragam spekulasi merebak terkait penyebab dan lokasi hilangnya MH370. Yang paling populer adalah hasil 'penerawangan' Ki Joko Bodo yang mengatakan Pesawat Malaysia Arilines Terperangkap di Segitiga Bermuda Asia. Namun netizen juga banyak membaca penjelasan mantan Presiden BJ Habibie yang dikenal sebagai ahli pembuat pesawat di Indonesia. Menurut Habibie, saat terbang, pilot sebenarnya mengetahui ada kondisi tidak beres mengenai pesawat tersebut, yakni pada bagian sayap yang penuh dengan bahan bakar. Sementara itu seorang dukun kenamaan di Malaysia, Datuk Mahaguru Ibrahim Mat Zin, ikut membantu mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang dinyatakan hilang. Ibrahim, melakukan ritual pencarian secara gaib itu di Bandara Internasional Kuala Lumpur Malaysia, (Senin/10/3/2014) kemarin. Ia memakai "bubu" (alat tradisonal penangkap ikan) dan bambu untuk melihat pesawat itu secara gaib. (Baca lebih lanjut di di Solopos.com)
Juni 2014: Kontroversi Tayangan 'YKS' dan Hinaan ke Almarhum Benyamin S.
Sorotan media pada pertengahan tahun 2014 fokus kepada kontroversi acara 'YKS' yang ditayangkan di sebuah stasiun televisi swasta. Keluarga dari almarhum seniman Betawi, Benyamin S, kecewa dengan penayangan program YKS (Yuk Keep Smile). Sebab, penayangan acara tersebut pada 20 Juni 2014, melakukan tindak pelecehan terhadap almarhum.
Tayangan kontroversi YKS tersebut pun mendapat respon dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Komisioner dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Agatha Lily, menilai acara televisi Yuk Keep Smile (YKS), yang disiarkan langsung oleh TransTV, telah melakukan pelanggaran berat berkait dengan isi episode 20 Juni 2014-nya.
Pada episode itu, hypnotherapist Ferdian Setiawan Setiadi menghipnosis artis komedi Caisar Putra Aditya supaya tak takut pada anjing dan melihat hewan tersebut lucu seperti seniman legendaris Betawi, Benyamin Sueb, yang telah tiada.
Dalam penilaian Agatha, kesalahan utama YKS adalah mengasosiasikan manusia seperti hewan.
"Ini telah melanggar Undang-Undang Penyiaran Pasal 36 Ayat 6 Tahun 2002 yang berisi, 'Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional," jelas Agatha. "Ini kan menyangkut martabat manusia ya, apalagi diasosiasikan dengan hewan anjing. Ini pelanggaran berat, bisa pidana, dan yang disangkakannya adalah penanggung jawab program tersebut. KPI menyesal, kenapa pada saat 10 menit pelanggaran yang cukup lama itu tidak ada penanggung jawab yang in charge di sana meng-cut acaranya," sambung Agatha.
Pada giliannya, YKS akhirnya dihentikan dan TranTV telah meminta maaf kepada keluarga almarhun. (Baca lebih lanjut di di Tribunnews.com)
Sejak Otonomi Daerah, 70 Persen Kepala dan Wakil Kepala Daerah Terjerat Korupsi
Sampai akhir 2014, tercatat 325 kepala dan wakil kepala daerah, 76 anggota DPR dan DPRD, serta 19 menteri dan pejabat lembaga negara yang terjerat kasus korupsi. Sejak penerapan otonomi daerah, sekitar 70 persen dari total kepala dan wakil kepala daerah diseret ke meja hijau.
Seolah tak jera dengan penindakan hukum yang tegas dari Komisi Pemberantasan Korupsi, sejumlah kepala daerah masih saja memperkaya diri dan kelompoknya dengan melakukan korupsi. Buktinya, sejumlah kepala daerah, baik gubernur, bupati, maupun wali kota terindikasi korupsi berdasarkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Pada awal Desember 2014, PPATK menyerahkan LHP kepada Kejaksaan Agung dan KPK. LHP yang diserahkan PPATK itu terkait dengan beberapa gubernur dan bupati terduga, antara lain, Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam dan mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Ada juga mantan Bupati Klungkung I Wayan Candra, mantan Bupati Pulang Pisau Achmad Amur, dan Bupati Bengkalis Herliyan Saleh.
Indikasi tingginya korupsi yang dilakukan kepala daerah dan politisi lainnya juga tecermin dari data laporan transaksi keuangan mencurigakan (LTKM). Transaksi tak wajar yang dilakukan pejabat eksekutif dan legislatif justru meningkat dari 490 laporan pada tahun 2013 menjadi 657 laporan pada tahun 2014 (naik 34 persen).
Korupsi politik memang amat dominan di Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis KPK, dari 439 pelaku korupsi yang ditangani KPK sejak 2004 hingga sekarang, paling banyak adalah yang menduduki jabatan politik, yakni 149 orang. Mereka adalah menteri, gubernur, wali kota, bupati, dan anggota DPR/DPRD.
Selama semester I 2014 saja, berdasarkan riset Indonesia Corruption Watch (ICW), terdapat 25 kepala daerah dan 50 anggota DPR/DPRD yang menjadi tersangka korupsi. Mereka antara lain mantan Wali Kota Tegal Ikmal Jaya, Bupati Karawang Ade Swara, Bupati Sabu Raijua Marthen Dira Tome, Ketua DPRD Bangkalan yang juga mantan Bupati Bangkalan Fuad Amin Imron, dan Bupati Lombok Barat Zaeni Aromi.
Dari suap dan gratifikasi, uang yang diterima pejabat politis bisa mencapai puluhan hingga ratusan miliar rupiah. Untuk melanggengkan kekuasaannya, mereka tak segan menggelontorkan uang dalam jumlah besar juga. Kasus Wali Kota Palembang Romi Herton yang sidangnya sedang berlangsung di Pengadilan Tipikor Jakarta adalah contohnya. Romi didakwa memberikan uang senilai Rp 14,145 miliar dan 316,7 dollar AS kepada M Akil Mochtar selaku Ketua Mahkamah Konstitusi melalui Muhtar Ependy, pengusaha atribut kampanye. Uang diberikan agar gugatan Pilkada Palembang 2013 yang diajukan Romi Herton dikabulkan MK.
Tak hanya Romi yang menyuap Akil demi kekuasaan. Dalam surat dakwaan Akil Mochtar, disebutkan Bupati Gunung Mas Hambit Bintih, Bupati Empat Lawang Budi Antoni Aljufri, Bupati Tapanuli Tengah Raja Bonaran Situmeang, Gubernur Banten Atut Chosiyah, Bupati Morotai Rusli Sibua, dan Bupati Buton Samsu Umar Abdul Samiun juga didakwa memberikan uang kepada Akil Mochtar terkait sengketa pilkada. (Baca lebih lanjut di di Tribunnews.com)
loading...