loading...
loading...
Cerita Dibalik Musibah Longsor Banjarnegara--
Turut berduka-cita yang sedalam-dalamnya atas bencana yg menimpa. Semoga korban yg meninggal diterima di sisi Tuhan YME, dan keluarga yg ditinggalkan slalu diberi ketabahan, serta kita dapat mengambil hikmah atas bencana ini. Amin...Merdeka.com - Longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar Banjarnegara telah menelan 39 korban tewas hingga Minggu (14/12). Sementara, 76 korban lainnya diduga masih tertimbun tanah.
Ratusan personel TNI dan Polri diterjunkan ke lokasi membantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan SAR. Mereka bekerja tanpa mengenal lelah mengevakuasi korban.
TNI menerjunkan personelnya yang terdiri dari 35 Personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Kostrad mengirimkan Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau 300 personel Yonzipur-9/2 Kostrad, dan Satgas Marinir mengirimkan 122 personel. Dari kepolisian, Polda Jawa Tengah menerjunkan 600 anggotanya ke lokasi.
Di tengah bencana alam tersebut, sejumlah cerita di balik itu tersaji. Apa saja? Berikut kumpulannya.
TERTIMBUN LUMPUR SELAMA 9 JAM
Merdeka.com - Longsornya Bukit Telogo Lele yang mengakibatkan seratusan lebih warga tertimbun di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, menggoreskan pengalaman pilu. Salah satu korban yang sempat tertimbun lumpur adalah Wawan Wahyuni yang mencoba bertahan selama 9 jam dalam lautan lumpur yang perlahan menutupi dirinya.
"Saya sempat melihat ke arah bukit, ada semacam asap yang keluar, kemudian api," katanya.
Saat itu, ia mengaku lumpur nyaris membekap seluruh tubuhnya, kecuali di bagian leher. Karena tanah yang menimbun masih lembek, Wawan berusaha mengeluarkan kedua tangannya yang sempat ikut tertimbun.
JENAZAH YANG UTUH DAN TAK BERBAU
KOMPAS.com — Iwan Suwandi (45) tak pernah ragu mengerjakan tugasnya sebagai penggali liang kubur di pekuburan massal korban bencana longsor di Banjarnegara. Sejak operasi pencarian korban dimulai hingga jenazah ditemukan, dia selalu terlibat dalam pemakaman jenazah warga Dusun Jemblung, dusun yang hancur akibat terjangan longsor.
Tiap jenazah yang sudah dikremasi akan dia kuburkan dengan dibantu warga lain. Dia pun tahu persis mengenai kondisi jenazah, yang masih utuh, luka, yang hancur, hingga jenazah yang sudah tidak utuh.
Dari pengalamannya itulah, dia mengetahui ada tiga jenazah yang telah ditemukan dalam kondisi utuh. Dia kemudian menandai beberapa jenazah itu dalam liang lahat yang berbeda-beda.
Tiga jenazah yang dimaksud adalah jasad atas nama Burhan serta seorang ibu dan anaknya atas nama Khilmah dan Diana. Ketiga jenazah tersebut utuh dan tidak memiliki bercak darah. Kulitnya pun masih utuh, tidak berubah, dan perutnya tidak menggembung.
"Dua jenazah itu kami makamkan khusus. Dia beda dengan yang lain. Saya enggak tahu persis apakah karena obat atau apa, tetapi seluruh tubuhnya masih utuh. Padahal mereka tertimbun selama tiga hari," kata Iwan, Selasa (16/12/2014).
Selain itu, lanjut Iwan, ketiga jasad itu juga tidak bau. Dalam pemahamannya, biasanya kondisi jasad yang tertimbun dalam material tanah tentu sudah membusuk. Sementara itu, tiga jenazah yang dikuburkan khusus itu tidak demikian.
Sementara itu, kondisi jasad lain, kata dia, sudah rusak dan dalam kondisi tak menentu. Ada tangan yang ditemukan di dekat kepala, hidung pindah ke tempat lain. Bahkan, bau menyengat sudah ada dalam radius jarak satu meter.
"Kalau yang lain, satu meter saja sudah nyengat. Kalau tiga jenazah itu tidak, meski Fauzan ditemukan sebelum ibu dan anak ini," ujarnya seraya menunjukkan lokasi makam.
RUMAH GURU NGAJI TETAP UTUH
Liputan6.com, Banjarnegara - Rumah Sarmanto di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah selamat dari bencana longsor, Jumat 12 Desember lalu. Rumah seorang guru ngaji itu menjadi satu-satunya bangunan yang selamat dari longsor maut.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Selasa (16/12/2014), Bukit Tegal Lele yang longsor tepat berada di atas rumah sang ustaz. Namun ajaibnya longsoran tanah tidak sedikit pun menghancurkan rumah tersebut.
Padahal ratusan rumah lain yang berada jauh dari rumah Sarmanto kini sudah luluh lantak dan rata dengan tanah. Bahkan pelataran rumah Ustaz Sarmanto juga tidak terlihat adanya tanda-tanda kerusakan.
Sumber: kompas.com, liputan6, merdeka.com
Foto: liputan6
loading...