loading...
loading...
Fakta dan Foto: Piramida di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat--
Setelah sebelumnya heboh dengan adanya Piramida di Gunung Sadahurip, kini ada temuan bangunan berbentuk piramida di situs Gunung Padang Cianjur Jawa Barat. Keberadaan situs itu oleh Tim Bencana Katastropik Purba telah ditindaklanjuti dengan dibentuknya Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang. Dan dalam beberapa bulan terakhir, Tim Terpadu telah menemukan beberapa fakta seperti adanya ruangan dan timbunan logam di bawah Situs Gunung Padang Cianjur.
Tim Terpadu ini terdiri dari ahli dari berbagai lintas ilmu, mulai dari arkeologi, astronomi, sampai budaya. Prof. Dr. Zaidan Nawawi, M.Si. (Ketua Forum Guru Besar Kebijakan Publik), salah satu anggota dewan pengarah pada Tim Terpadu, mengatakan, jika riset ini berhasil membuktikan ada bangunan di bawah situs, maka untuk pertama kali dalam sejarah para ahli indonesia geolog, arkeolog, kompleksitas, arsitek, teknik konstruksi, filolog (bahasa), astronom, sejarawan, sosiolog, budaya dan cabang ilmu lain, mampu bersinergi dan menghasilkan riset terpadu kelas dunia.
Tim ini bukan saja memberikan sumbangsih kepada dunia, satu sejarah baru, artefak baru, bukti baru tentang peradaban dunia yang begitu hebat dan tua, tapi tim ini juga memberikan sejarah baru untuk Indonesia. "Para peneliti lintas ilmu dan intitusi mampu bersinergi hingga menghasilkan sesuatu yang spektakuler, seperti yang mereka temukan di Situs Gunung Padang,” kata Zaidan dalam siaran pers yang dikirim Tim Katastropik Purba, Jumat 22 Juni 2012.
Pencitraan bawah permukaan Gunung Padang dengan memakai GPR (Ground Penetration radar), Geolistrik, dan Geomagnet tidak menunjang ke arah dugaan bentukan proses geologi. "Tapi malah lebih mengindikasikan suatu struktur bangunan buatan manusia," demikian disampaikan tim dalam siaran pers yang diterima VIVAnews, Kamis 21 Juni 2012. Tim mengaku sudah memakai teknologi yang paling mutakhir.
Dari penelitian itu, di bawah situs ditemukan ada lapisan dengan resistivity ribuan Ohm-meters, berwarna merah, dengan tebal sekitar 20-30 meter, miring ke Utara. "Tapi uniknya bagian atas lapisan ini seperti terpancung rata di kedalaman 20 meteran dari puncak dan membaji pas di ujung selatan situs."
Ini kuat mengindikasikan bahwa dari kedalaman 20 meter ke atas merupakan struktur bangunan yang dibuat manusia. Lapisan high resistivity biasanya adalah batuan keras massif – seperti batuan andesit-basalt.
"Kemudian yang lebih mencengangkan lagi di bawah lapisan merah ini juga kelihatannya sukar untuk dikatakan bentukan geologi."
Juga ditemukan struktur high resistivity, batuan keras, yang berbentuk seperti cekungan atau “cawan raksasa”. "Posisi cawan ini kira-kira sekitar 100 meter dari puncak atau setara dengan level tempat parkir di permulaan tangga untuk naik ke situs." Tim juga kemudian melakukan survei geolistrik 3-D di atas situs yang dimaksudkan untuk mendapatkan sub-surface structure yang lebih detil sampai kedalaman 25 meteran. Survey 3-D berhasil meng-iluminasi struktur di bawah situs dengan baik. "Salah satu hasil yang membuat kami terperangah adalah kenampakan tiga tubuh “very-high resistivity”." Dalam konteks-nya dengan struktur disekitarnya yang paling mungkin adalah merupakan ruang kosong atau chamber. Dimensi chamber tersebut kelihatannya sangat besar. Ada satu yang kira-kira berukuran 10x10x10 meter. Hasil survei geomagnet juga memperlihatkan ada anomali magnetik yang tinggi di beberapa lokasi. Salah satunya yang besar terletak persis disamping struktur yang diduga chamber besar. "Anomali magnetik tinggi bisa berasosiasi dengan timbunan barang-barang terbuat dari bahan metal atau logam." Hasil sementara analisis carbon radiometric dating dari banyak serpihan arang yang ditemukan di kedalaman sekitar 3,5 meter, menunjukkan umur carbon dating sekitar 5.500 tahun lalu yang kalau dikonversikan ke umur kalender adalah sekitar 6.700 tahun BP atau sekitar 4.700 SM.
"Seorang arsitek yang meriset di Gunung Padang berpendapat bahwa penataan tumpukan batuan di Gunung Padang bukan pekerjaan sembarangan tapi hasil olah arsitektur yang luar biasa."
Setelah dilakukan studi banding ke Machu-Pichu, bangunan Piramid Inca di Peru, dia berkesimpulan bahwa desain arsitektur Gunung Padang persis sama dengan Machu Pichu yang dibangun jauh lebih muda, sekitar 1.400 AD.
Penemuan di Gunung Padang ini sudah berhasil membuktikan hipotesis Tim tentang keberadaan peradaban tinggi pada masa pra-sejarah yang bahkan jauh lebih tua dari peradaban piramida di Mesir. "Ini tentunya merupakan penemuan yang sangat monumental yang perlu ditindaklanjuti dengan cepat dan cermat."
Lalu, bagaimana kelanjutannya? Yang jelas, menurut siaran Seputar Indonesia RCTI siang ini, itu bukan piramida tapi punden berundak.
Sumber: http://nasional.vivanews.com/news/read/328123-misteri-ruangan-di-gunung-padang-akan-dikuak
loading...