loading...
loading...
Kini, timnas Indonesia punya dua calon pemain dari WNA yang dinaturalisasi. Belum pasti memang karena bergabung atau tidak di timnas merupakan hak pelatih yang menentukan. Namun setidaknya, ini menjadi motivasi tersendiri bagi setiap pemain untuk meningkatkan kemampuan agar terpilih. Banyaknya pemain berkualitas juga bakal meningkatkan level kualitas permainan.
Sebenarnya, pemain naturalisasi di Indonesia sudah ada sejak era 50-an. Namun, saat itu jumlahnya tidak sebanyak perekrutan yang terjadi dari 2010 sampai dengan sekarang.
Tujuan awalnya, kehadiran mereka diharapkan mendongkrak prestasi Timnas Indonesia. Namun, pada faktanya hanya sedikit di antara mereka yang kontinu membela Tim Merah-Putih.
Tercatat sudah 15 pemain asing asal Eropa, Afrika, serta Amerika Latin, telah resmi jadi WNI. Mereka, yakni Cristian Gonzales (Uruguay), Greg Nwokolo (Nigeria), Raphael Maitimo (Belanda), Diego Michiels (Belanda), Victor Igbonefo (Nigeria), Sergio van Dijk (Belanda), Bio Paulin (Kamerun), Irfan Bachdim (Belanda), Kim Jeffrey Kurniawan (Jerman), Stefano Lilipaly (Belanda), Tonnie Cussel Lilipaly (Belanda), Ruben Wuarbanaran (Belanda), Jhonny van Beukering (Belanda), Ezra Walian (Belanda), dan Guy Junior (Kamerun).
Kebijakan menaturalisasi pemain sudah tertera dalam UU No.12 Tahun 2006. Beberapa syaratnya adalah minimal tinggal di Indonesia selama lima tahun, sudah berusia 21 tahun, dan telah berjasa kepada negara.
1. Kevin Scheunemann (Jerman)
Naturalisasi Kevin Joshua Scheunemann diketahui dari unggahan paman kevin yang juga merupakan mantan pelatih Persiba Balikpapan, Timo Scheunemann.
"Akhirnya!!! Selamat, setelah 2 tahun melalui proses berbelit dan melelahkan Kevin Scheunemann resmi jadi WNI, semoga dapat klbu bagus, amin," tulis Timo di media sosial Twitter.
Kevin merupakan pesepak bola berketurunan Jerman, sama seperti Coach Timo, sapaan akrab mantan pelatih Persiba Balikpapan itu.
Putra pasangan Swen dan Joy Scheunemann itu sempat mengikuti seleksi di klub yang diasuh pamannya yakni Persiba Balikpapan pada awal 2017 lalu.
Sayangnya, Kevin justru belum memenuhi ekpektasi sang paman sehingga ia tak lolos di skuat utama.
Menurut akun Twitter Timo, Kevin disumpah sebagai WNI pada hari Selasa (24/10/2017).
Saat ini, ia sedang disibukkan dengan proses seleksi pemain Persiba Balikpapan yang dipimpin oleh pelatih sekaligus pamannya sendiri, Timo Scheunemann. Pengalaman Kevin sebagai penggawa timnas memang belum ada. Namun, ia mengklaim tertarik dan siap membela timnas.
2. Ilija Spasojevic (Montenegro)
Spasojevic resmi menjadi WNI pada Rabu 25 Oktober 2017. Motivasinya melepas kewarganegaraan Montenegro dikarenakan semakin cinta dengan Indonesia. Sambil berkarier di Tanah Air sejak 2011, Spasojevic menikahi wanita asal Makassar dan sudah dikaruniai dua anak. Rencana Spaso dalam waktu dekat ini adalah membantu Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 Indonesia 2017 dan berkesempatan membela timnas Indonesia.
Pemain kelahiran Bar, Montenegro, 11 Maret 1987 ini memiliki impian bisa mencetak gol dengan menggunakan seragam Garuda.
"Ya, tentu ada keinginan besar bagi saya. Ada dua, pertama saya punya kebangsaan seperti keluarga saya, yaitu Indonesia. Lalu yang kedua saya bisa dipanggil timnas jika dibutuhkan. Jadi tidak ada lagi halangan kalau dibutuhkan saya siap. Karena itu mimpi saya bisa bermain di Timnas Indonesia dan mencetak gol untuk timnas," kata dia di Stadion Patriot, Bekasi, Kamis (26/10/2017).
Spaso pun mengaku pernah menolak ajakan masuk ke Timnas Montengero untuk mengikuti kualifikasi Piala Dunia . Pemain yang pernah berseragam PSM Makassar itu menolak dengan alasan lebih memilih Indonesia.
"Saat saya dapat penghargaan Sepatu Emas kala saya bermain untuk Malaka United (di Malaysia), saya mendapat panggilan dari Timnas Montenegro karena mereka senang saya dapat mencetak 27 gol. Mereka juga bilang saya masuk dalam rencana mereka untuk kualifikasi Piala Dunia," ujar Spaso, menceritakan.
"Tetapi saya kenal dengan orang sana, saya jelaskan dengan baik bahwa saya mau tunggu panggilan dari Indonesia, karena keluarga saya di sini, saya pun mencintai Indonesia."
"Saya tadi malam sudah menelpon mereka (Federasi Sepakbola Montenegro/FSCG) dan jangan sampai mereka tahu dari media. Maka saya langsung menelpon presiden federasi mereka (Dejan Savicevic, mantan pemain
AC Milan era 1990-an-- red) dan dia menerima dengan baik karena saya sudah lama di sini dan memiliki hubungan spesial dengan Indonesia," pungkasnya.
Karir Spaso
Atmosfer liga di Indonesia memang sudah dicicipi Spaso sejak tujuh tahun silam. Dia pun sudah merasakan mengangkat trofi juara Piala Presiden 2015 bersama Persib Bandung.
Tapi, dalam laga-laga bersama Persib, Putra Samarinda, Mitra Kukar, PSM Makassar, dan Bali Devata itu, Spaso berstatus sebagai pemain asing, Predikat itu juga masih melekat di awal musim saat Spaso didaftarkan sebagai pemain Bhayangkara FC.
Dia lahir di Yugoslavia, sempat membela Timnas Yugoslavia di kelompok umur U-19 dan U-17 kemudian dia membela Timnas Montenegro.
Sejak Rabu (25/10), Spaso sah sebagai WNI. Dia bahagia tak terkira.
"Seluruh hidup saya selalu berhubungan dengan Indonesia. Saya sudah tujuh tahun tinggal di sini, empat tahun menikah dengan istri asal Indonesia, dua anak saya lahir di sini. Tidak banyak perbedaan dengan orang Indonesia yang lain," tutur Spaso.
Spaso, yang lahir pada 11 September 1987 memulai karier di sepakbola Indonesia pada 2011 lalu ketika itu dia bergabung dengan Bali Devata. Selama semusim membela Bali Devata, Spaso mencatatkan 10 gol dari 14 penampilan. Dia pun akhirnya memilih hijrah ke PSM Makassar. Spaso kemudian hijrah ke PSM Makassar dan betah berada di di Kota Daeng itu selama dua musim. Bersama PSM itulah penampilan Spaso mulai membetot perhatian publik. Dia membukukan 19 gol dari 29 penampilannya.
Setelah membela PSM, Spaso bergabung ke Mitra Kukar dan Putra Samarinda. Dia menorehkan 10 gol di dua klub tersebut. Spaso akhirnya berlabuh ke Persib Bandung saat Piala Presiden 2015. Nama pemain 30 tahun itu kian naik dan sukses mengantarkan Persib juara di turnamen itu.
Pada 2016, Spaso memilih berkarier di luar Indonesia. Dia bergabung ke Liga Malaysia membela Melaka United. Selama satu setengah musim, Spaso mencetak 30 gol dari 35 laga . Nah, pada akhirnya Spaso kembali ke kompetisi Indonesia dengan bergabung ke Bhayangkara FC. Dia sudah mencatatkan tujuh gol. Gol itu dibuatnya sebagai pemain asing.
"Besok pertandingan pertama saya sebagai WNI, saya mau bantu Bhayangkara juara. Saya juga masih bahagia karena akhirnya mimpi menjadi bagian dari negara yang saya cintai bisa terwujud," Spaso bertekad.
Biodata Ilja Spasojevic
Lahir: Yugoslavia 11 September 1987
Usia: 30 tahun
Posisi: striker
Karier profesional:
2004/2005: Vojvodina
2005/2006: FK Sutjeska Niksic
2006/2007: FK CSK Pivara
2007/2008: Dinamo Tbilisi
2009: FK Borac Cacak
2010: FK Liepajas
2010: Trikala FC
2011: Bali Devata
2011/13: PSM Makassar
2013/14: Mitra Kukar
2014: Putra Samarinda
2015/16: Persib Bandung
2016/17: Melaka United
2017: Bhayangkara FC
Karier Timnas:
2002-2004 Yugoslavia U-17
2004-2006 Yugoslavia U-19
2006-2007 Serbia-Montenegro U-21
2007-2008 Montenegro U-21
Sumber: metrotvnews.com, suara.com, detik.com
loading...