Selamat datang. Selamat belajar, selamat berprestasi. Semoga sukses

Galeri Video

Powered by: Youtube

Kliping Pendidikan

Kliping Berita PNS

Otomotif

wawasan Islam

Kesehatan

loading...
loading...

Setelah sakit aneh selama 3 tahun, Ibu akhirnya meninggal dunia. Bapak lalu memutuskan untuk kerja di luar kota meninggalkan anak-anak. Tak lama kemudian, anak-anak merasa bahwa Ibu kembali berada di rumah. Situasi semakin menyeramkan ketika mereka mengetahui bahwa Ibu datang lagi tidak sekedar untuk menjenguk, tapi untuk menjemput mereka.
Film horor Pengabdi Setan akan terbang ke 26 negara selain Indonesia. Film arahan Joko Anwar itu akan tayang di beberapa negara, antaranya, Amerika, Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, Jerman, Austria, Swiss, Polandia, Jepang, dan Taiwan.
"Polandia tanggal 28, dua hari yang lalu. Polandia pertama, Malaysia 23 November, Jepang Januari awal, Amerika kayaknya Januari juga," kata Joko Anwar, selaku sutradara film, saat ditemui di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis malam, 2 November 2017.

Pengabdi Setan bekerja sama dengan distributor lokal. Film yang dibintangi Tara Basro dan Dimas Aditya itu bisa tembus ke mancanegara dengan cara yang beragam.
"Ada yang menghubungi kita langsung. Kalau di Polandia itu, karena sudah punya fanbase di sana, mereka selalu tanya setiap tahun bikin film apa. Ada juga yang dibawa ke film market, langsung dibeli sama mereka juga ada," ujar Joko.

Pengabdi Setan akan tayang di bioskop komersial di negara-negara tersebut. Selain itu, Pengabdi Setan rencananya akan mengikuti beberapa festival film.
"Festival kemarin sudah di Hawai, American premiere di Hawai, itu tanggal 23 kalau enggak salah. Ada beberapa tempat, saya enggak hafal sih," ucapnya.

Pengabdi Setan menjadi buruan penggila film horor dalam beberapa bulan terakhir. Lokasi syutingnya pun seperti menjadi destinasi liburan baru. Tapi perlu tahu, ada pantangannya kalau mau ke sana.

Sinopsis
Ada dua hal yang kerap membuat Bondi (Nasar Anuz) ketakutan di rumahnya sendiri. Yang pertama adalah jendela kamarnya yang langsung menghadap areal pemakaman. Bocah SD itu kerap membayangkan bakal ada mayat hidup yang bangkit dari salah satu makam di sana.

Satu hal lagi yang membuatnya takut adalah sang ibu (Ayu Laksmi) yang terbaring di kamar lantai atas dan digerogoti penyakit misterius. Ibunya itu kini berwajah sangat pucat pasi, kadang megap-megap dan membuka lebar-lebar mulutnya seperti kehabisan napas.

Satu-satunya cara untuknya berkomunikasi dengan anak-anaknya adalah melalui lonceng yang ia bunyikan. Beruntung ada si sulung Rini (Tara Basro) dan adiknya Toni (Endy Arfian), yang telaten mengurusi sang ibu serta adik terkecil mereka, Ian (M. Adhiyat). Meski sang ayah (Bront Palarae) mengusahakan pengobatan sang ibu, takdir berkata lain. Sang ibu meninggal dunia dan dimakamkan di kuburan dekat rumah.

Terbelit kebutuhan ekonomi, sang ayah lantas meninggalkan rumah, pergi ke luar kota dan menitipkan keluarganya di tangan dua anak tertuanya.

Tak lama setelah itu, kejadian aneh mulai dialami keluarga ini. Bahkan kejadian nahas menimpa sang nenek (Elly D Luthan), yang sudah merasa bahwa suatu kekuatan jahat tengah melingkupi keluarga mereka. Rini akhirnya tergerak untuk menyelidiki hal ini.

Memang, film Pengabdi Setan yang digarap Joko Anwar ini adalah sebuah daur ulang dari versi yang digarap Sisworo Gautama Putra tahun 1980. Dan Pengabdi Setan versi baru ini bisa dibilang sebagai film adaptasi yang berhasil. Film ini cukup kuat untuk muncul sebagai sebuah film baru yang berdiri sendiri, tapi tetap tak kehilangan "rasa" dari film aslinya.

Dari segi cerita misalnya, sudah tak ada lagi sosok misterius Darminah yang menjadi motor penggerak film aslinya. Namun, adegan-adegan ikonis dalam film pendahulunya, seperti saat Toni didatangi sang ibu, juga dibuat ulang dengan cara yang baru.

Menit-menit awal Pengabdi Setan juga sudah menunjukkan bahwa film ini dibuat dengan serius. Berlatar tahun 1980-an, production design dalam film yang digarap Rapi Films bekerja sama dengan CJ Entertainment dan iFlix ini terlihat begitu detail. Termasuk dalam beragam properti yang langsung membawa nuansa jadul tahun 80-an.

"Bintang utama" dari film ini jelas adalah sosok ibu yang diperankan oleh Ayu Laksmi. Performa Ayu Laksmi, ditunjang oleh departemen kostum dan tata rias yang mumpuni, membuat sosok ini terasa begitu menyeramkan—apa pun yang ia lakukan. Bahkan di saat masih hidup pun sang ibu masih mampu mendirikan bulu roma penonton.

Kengerian sosok ini ditunjang dengan cara bercerita Joko Anwar, yang tak banyak mengandalkan jump scare dalam filmnya. Sebaliknya, Joko membangunnya lewat atmosfer di film ini, lewat teknik sinematografi dan permainan audio. Hasilnya, nyaris setiap menit dalam rumah ibu mampu menghadirkan teror yang mencekam penonton.

Namun, ada satu hal yang sebenarnya sangat disayangkan dari film ini, yakni adalah bagaimana twist dalam cerita diurai. Dalam sebuah storytelling, baik tulis maupun sinema, lazim dikenal sebuah adagium ‘show, don’t tell’. Yakni jangan ceritakan mentah-mentah kisah yang ingin disampaikan, tapi gambarkan, sehingga pembaca atau penonton menemukan sendiri kepingan kunci dalam cerita tersebut.

Sayang, kepingan kunci dalam film ini malah dilakukan dengan cara ‘tell’, alias didekripsikan langsung secara blak-blakan oleh para pemainnya. Ini memang jalan yang mudah dalam mengurai twist film, tapi mengurangi legitnya Pengabdi Setan.

'Kurang nendang', mungkin begitu istilahnya. Apalagi, bukankah salah satu kenikmatan menonton film horor atau misteri adalah mengurai sebab-akibat dan twist dalam filmnya?

Namun di luar satu hal yang sedikit mengganggu ini, Pengabdi Setan bisa dibilang sebagai salah satu film horor Indonesia yang paling solid belakangan ini.

Pengabdi Setan akan tayang di 23 negara. Dari benua Asia sampai Eropa, Ibu akan meneror para penontonnya. Ada beberapa perubahan yang dilakukan tim Pengabdi Setan untuk menyesuaikan pasar internasional. Perubahan pertama terletak pada judul.
"Judulnya jadi Satan's Slave. Judul Internasionalnya jadi Satan's Slave," ucap sang sutradara, Joko Anwar saat diwawancara di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis malam, 2 November 2017.

Perubahan kedua pada poster. Jika di Indonesia, Pengabdi Setan hadir dengan ibu menghadap ke belakang sambil membawa lonceng, menghadap ke rumah tempat keluarga tersebut tinggal.
"Posternya pakai yang merah sama payung, yang merah ada rumah, enggak ada orangnya, cuma rumah 'tok' di ujungnya, sama orang yang pakai payung," ujar Joko.

Sisanya Pengabdi Setan akan sama seperti yang tayang di Indonesia. Hanya saja, tim menambahkan teks. Joko menolak untuk dialih bahasa.
"Subtitle aja, kami pengennya subtitle karena kalau dubbing enggak dapet ya," ucapnya.

Lokasi syuting Pengabdi Setan diambil di Pangalengan, Jawa Barat. Sebuah rumah tua menjadi latar belakang film yang dibintangi oleh Tara Basro dan disutradarai Joko Anwar tersebut. Rumah tua ini pun belakangan ramai didatangi masyarakat yang penasaran. Bahkan, sudah banyak yang membuka open trip ke rumah yang sebenarnya milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) tersebut.

Mereka penasaran ingin melihat lorong sempit dan tangga curam yang selalu menghadirkan suasana ngeri. Selain itu, mereka juga sangat ingin masuk ke dalam kamar Ibu.

Tanggal rilis: 28 September 2017 (Indonesia)
Sutradara: Joko Anwar
Lagu unggulan: Kelam Malam
Produser: Gope T. Samtani
Skenario: Joko Anwar
Pemeran: Muhammad Adhiyat

Sumber: vivanews.com, liputan6.com


loading...
Bagikan artikel ini:
Suka artikel ini?
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

Top