Sambut Ramadhan: Beberapa Hal yang Harus Diketahui dalam Menghadapi Bulan Ramadhan--
Wasiat Al Allamah Alhabib Umar Bin Hafidh:
1. Gembira dan senang dengan datangnya bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah swt : “Katakanlah (wahai Muhammad saw) Dengan Datang-nya Anugerah Allah Dan Rahmat-Nya, Maka Dengan Itu Hendaknya Mereka Bergembira” (QS Yunus 58).
Sabda Rasulullah saw : “Barangsiapa yang berpuasa ramadhan dengan menjaganya dengan segenap kemampuannya, maka diampunilah seluruh dosanya yang telah lalu” (HR Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan oleh Salman ra, bahwa Rasulullah saw menyampaikan ceramahnya pada kami di hari terakhir bulan sya’ban : “Wahai para manusia sekalian, telah menyelimuti kalian bulan Agung yang penuh keberkahan, bulan yang padanya suatu malam yang lebih mulia dari seribu bulan,
Allah menjadikan puasa di bulan ini merupakan hal yang fardhu (wajib),dan menjadikan Qiyam (tarawih) merupakan hal yang sunnah.
Barangsiapa yang beribadah dengan satu macam kebaikan maka sama saja pahalanya dengan menjalankan ibadah yang fardhu.
Barangsiapa yang beribadah dengan hal yang fardhu maka seakan ia telah mengerjakan 70X hal fardhu tersebut.
Inilah (ramadhan) merupakan bulan kesabaran, dan balasan atas kesabaran adalah Surga, inilah bulan kita saling membantu satu sama lain, inilah bulan dimana Allah menumpahkan rizki Nya bagi orang mukmin” (Hadits riwayat Imam Ibn Khuzaimah dalam shahih nya).
2. Menjaga diri dan berhati-hati dari hal hal yg membuat kita terhalangi dan terusir dari kemuliaan Ramadhan, di antaranya adalah :
- Menjaga lidah kita dari berdusta dan menjaga pula perbuatan kita dalam kedustaan dan penipuan,
- juga ucapan ucapan buruk dan perbuatan buruk,
- dan dari berbuka puasa dengan makanan haram dan syubhat,
- dan dari perbuatan yang menjatuhkan pahala puasa seperti memandang aurat yang bukan muhrimnya,
- dan dari berdusta dan membicarakan aib orang lain,
- dan dari memutuskan hubungan silaturahmi,
- dan dari minum arak, ganja dan narkotika,
- dan dari dengki dan kebencian terhadap sesama muslimin, dan dari berbuat durhaka pada kedua orang tua.
3. Berhati - hatilah wahai mukmin dari berbuka puasa tanpa sebab yang jelas. Sabda Rasulullah saw : “Barangsiapa yang berbuka di hari Ramadhan tanpa sebab sakit, atau safar, atau udzur syar’i lainnya, maka tiadalah ia akan bisa membayarnya walaupun ia berpuasa sepanjang masa” (HR Tirmidzi, Nasa’I, Abu Daud, Ibn Maajah, Ibn Khuzaimah dan Imam Baihaqy).
Maka berhati - hatilah wahai mukmin dalam menjaga keadaan puasamu, dan jangan pula kau berbuka puasa sebelum yakin telah tiba waktunya, karena sunnah untuk bersegera dalam buka puasa adalah setelah yakin sepenuhnya telah masuk waktu berbuka puasa.
4. Yang terakhir adalah bersungguh-sungguh dalam menghadapi hujan anugerah di bulan mulia ini, dan bersungguh-sungguh mendapatkan anugerah berlipat gandanya berbagai pahala dan dibentangkannya kesempatan untuk meraih derajat yang agung.
Telah bersabda Rasulullah saw “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan bagi kalian berpuasa di siang harinya dan telah pula mensunnahkan bagi kalian mendirikan shalat sunnah di malam harinya (tarawih), barangsiapa yang melakukan keduanya dengan keimanan dan kesungguhan, maka ia akan lepas dari seluruh dosanya sebagaimana saat ia baru dilahirkan oleh ibunya” (HR Imam Nasa’i).
Maka seyogyanya kita memperbanyak berbagai amal ibadah di bulan mulia ini, terutama menjaga shalat lima waktu dengan berjamaah, dan ketahuilah bahwa menjamu orang lain berbuka puasa merupakan hal yang agung pahalanya, sabda Rasulullah SAW : “Baramgsiapa yang menyediakan buka puasa bagi yang berpuasa di bulan Ramadhan, maka diampuni seluruh dosanya, dan kebebasan baginya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala puasa tersebut” (HR Ibn Khuzaimah dalam Shahihnya).
Sabda Rasulullah saw : “Barangsiapa yang menyediakan buka puasa bagi orang yang berpuasa Ramadhan dengan makanan dan minuman yang halal, maka akan bershalawatlah para Malaikat baginya sepanjang waktu Ramadhan, dan akan bershalawatlah padanya Malaikat Jibril di malam Lailatulqadr” (Imam Thabrani).
Sabda Rasulullah saw : “Diberikan untuk ummatku di bulan Ramadhan lima hal yang tidak diberikan pada para Nabi sebelumku, yaitu saat malam pertama bulan Ramadhan, Allah memandangi mereka dengan iba dan kasih sayang Nya, dan barangsiapa yang dipandangi Allah dengan Iba dan Kasih Sayang Nya maka tak akan pernah disiksa selama selamanya, yang kedua adalah aroma tak sedap dari mulut mereka di sore harinya lebih indah di hadapan Allah daripada wanginya Misk (bau tak sedap orang yang berpuasa akan menyusahkan mereka dan akan membuat mereka merasa terhina, namun balasan untuk keridhoan mereka karena hal yang tak mereka sukai dan perasaan terhina itu adalah justru di sisi Allah hal itu sangatlah mulia), yang ketiga adalah sungguh para malaikat memohonkan pengampunan dosa bagi mereka sepanjang siang dan malam, yang keempat adalah Allah memerintah kepada Surga seraya berfirman : Bersiaplah engkau (wahai surga), dan bersoleklah untuk menyambut hamba-hamba Ku, aku iba melihat mereka, barangkali mereka harus beristirahat karena kepayahan menghadapi kehidupan mereka di dunia untuk menuju Istana-istana-Ku dan Megahnya Kedermawanan-Ku, yang kelima adalah ketika malam terakhir di bulan Ramadhan maka diampunilah bagi mereka seluruhnya, maka bertanyalah seorang sahabat : apakah itu hadiah orang yang mendapatkan Lailatulqadr Wahai Rasulullah?, maka Rasul saw bersabda : “Tidak, bukankah bila kau melihat para buruh bila selesai dari pekerjaannya harus segera dilunasi upahnya?” (HR Imam Baihaqi).
Maka ketahuilah bahwa Rasul SAW bersungguh-sungguh dalam beribadah pada bulan Ramadhan, lebih dari kesungguhannya di bulan lain, dan Rasul SAW sangat teramat bersungguh-sungguh dalam beribadah di 10 malam terakhir Bulan Ramadhan lebih dari kesungguhannya di hari-hari Ramadhan lainnya, maka berpanutlah pada Imam mu Nabi Muhammad SAW, janganlah tertipu dengan mengikuti kebiasaan sebagian orang yang bersungguh-sungguh di awalnya dan bermalas-malasan di akhirnya, karena kemuliaan justru berpuncak pada akhirnya.
Di bulan Ramadhan inilah terang benderangnya cahaya keluhuran dan cahaya kasih sayang Allah, sungguh Allah Maha berkasih sayang dari semua yang berkasih sayang, karena Dialah pencipta kasih sayang, karena Dialah Yang mencipta semua kelembutan dan keindahan, tidak ada yang lebih menyayangi kita dari Allah, siapapun dia, entah ia pendosa atau ia orang yang shalih, baik ia orang yang baik atau orang yang jahat, dia orang yang beriman atau orang yang tidak beriman, rahasia kedermawanan Allah terus berlimpah tiada pernah berhenti, demikian setiap detiknya ditunggu sampai mereka mencapai sakaratul maut, ketika mereka mencapai sakaratul maut maka di saat itu berakhir kenikmatan mereka yang tidak beriman, dan kenikmatan itu kekal bagi yang beriman, semoga aku dan kalian wafat dalam husnul khatimah, Amiin.
Dan di bulan Ramadhan Allah lebih berkasih sayang lagi, sebagaimana dijelaskan oleh hujjatul islam wabarakatul anam, Al Imam An Nawawy di dalam Syarah An Nawawiyah 'ala Shahih Muslim beliau mensyarahkan makna hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "bahwa amal pahala dilipatgandakan menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat dan lebih", demikian riwayat di dalam Shahih Bukhari dan Muslim. Namun di dalam Shahih Al Bukhari pahala hanya dilipatgandakan hingga tujuh ratus kali saja, sepuluh kali lipat setiap amal pahala, jika seorang hamba berniat berbuat baik maka akan diberi satu pahala, dan jika ia lakukan kebaikan itu maka diberi 10 kali pahala hingga 700 kali lipat, dan jika seorang hamba berniat berbuat jahat maka tidak ditulis untuknya dosa, dan jika ia telah melakukan dosa maka hanya ditulis baginya satu dosa saja, demikian kelembutan Allah, setiap kebaikan dibalas 10 hingga 700 kali lipat.
Berkata Al Imam An Nawawi bahwa balasan 700 kali lipat itu adalah pada waktu-waktu tertentu, di antaranya adalah bulan Ramadhan. Di bulan ini setiap satu sujud dibalas dengan 700 pahala sujud, setiap dzikir dan doa dibalas dikalikan 700 kali lipat, setiap ibadah pahalanya dilipatgandakan menjdai 700 kali lipat, ketika kita berdoa dan mengucapkan " Ya Allah " maka akan dikalikan 700 kali lipat.
Inilah bulan keluhuran, lebih lagi bagi mereka yang berpuasa Ramadhan, sebagaimana ibadah-ibadah yang lainnya juga semakin luhur dan sangat agung di bulan Ramadhan ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari:
الْعُمْرَةُ فِي رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةً أَوْ حَجَّة مَعِي
" Umrah di bulan Ramadhan seperti Haji, atau haji bersamaku "
Melakukan Umrah di bulan Ramadhan pahalanya sama dengan melakukan Haji di bulan Haji, atau seakan-akan pahalanya sama dengan melakukan ibadah Haji bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Bukan berarti pahala Umrah yang sama dengan pahala Haji itu bisa mengqadha ibadah Haji nya, ibadah Haji tetap wajib sekali dalam seumur hidup, namun orang yang umrah di bulan Ramadhan itu pahalanya sama dengan melakukan haji bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, demikian dalam riwayat Shahih Al Bukhari.
Berkata Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam kitab Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa hadits ini menunjukkan rahasia kemuliaan bulan Ramadhan yang segenap ibadah dilipatgandakan jauh lebih besar daripada ibadahnya sendiri, sehingga ibadah umrah pahalanya bisa seperti ibadah haji bahkan seperti melakukan haji bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka betapa besarnya pahala umrah di bulan Ramadhan. Dan mungkin diantara kita yang tidak mampu melaksanakan umrah, dan kita telah mempunyai niat untuk melakukan umrah maka telah dituliskan satu pahala niat meskipun kita tidak berangkat umrah, hanya dengan berniat saja kita sudah mendapatkan satu pahala..InsyaAllah.
Dari grup facebook: majelisrasulullah