loading...
loading...
Djohar Arifin tak luput dari kontroversi sewaktu memimpin PSSI. Ia terpilih pada Kongres Luar Biasa di Solo pada 9 Juli 2011. Kala itu ia disebut-sebut mendapat dukungan dari kelompok pengusaha Arifin Panigoro.
Setahun memimpin PSSI, Djohar terus "digoyang" oleh rival-rivalnya, sampai-sampai pada Maret 2012 terbentuk Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) yang dipimpin oleh La Nyalla.
"Dualisme" organisasi itu memunculkan konflik berkepanjangan, termasuk dua kompetisi: Indonesia Premier League (IPL) yang diakui PSSI, dan Indonesia Super League (ISL) yang berafiliasi ke KPSI. Konflik itu berakhir dengan "kekalahan di kubu IPL". Pada Maret 2013, dalam KLB di Hotel Borobudur, Jakarta, enam anggota Komite Eksekutif dijatuhi skorsing, termasuk wakil ketua umum PSSI, Farid Rahman. Posisi Farid kemudian diisi oleh La Nyalla -- sedangkan Djohar dipertahankan, yang membuatnya dituduh "membelot" oleh para mantan pendukungnya.
Jabatan Djohar berakhir pada digantikan oleh La Nyalla Matalitti dalam Kongres di Hotel JW Marriot, Surabaya, Sabtu 18 April 2015.
Sumber: Detik
loading...