Selamat datang. Selamat belajar, selamat berprestasi. Semoga sukses

Galeri Video

Powered by: Youtube

Kliping Pendidikan

Kliping Berita PNS

Otomotif

wawasan Islam

Kesehatan

loading...
loading...

Empat pemain PSS Sleman yang mendapatkan sanksi PSSI karena Sepak Bola Gajah mengakui bahwa segala keterangan di depan tim investigasi PSSI saat itu sudah diskenariokan. Bahkan, skenario itu di-briefing ke pemain saat berada di mess sebelum berangkat ke Jakarta untuk bertemu tim investigasi PSSI.

Hal itu diakui para pemain PSS yang hadir pada Acara Kupas Tuntas di Hotel Merapi Merbabu, Yogyakarta, Rabu (29/7/2015) malam. Mereka yakni bek kanan Satrio, gelandang Ridwan, striker Moniaga, dan Ronald (bukan nama sebenarnya).

Keempat pemain ini masuk starting eleven kala PSS Sleman bertemu PSIS Semarang, Minggu (26/10/2014). Saat itu, PSS menang 3-2. Seluruh gol itu terjadi akibat gol bunuh diri dari pemain masing-masing tim.

Pada acara yang difasilitasi oleh Forum Diskusi Suporter Indonesia ini, para pemain mengaku bahwa kesaksian mereka di hadapan tim investigasi PSSI sudah diatur oleh pihak manajer PSS saat itu, Suparjiono.
"Jadi gini ceritanya, Mas. Saat itu kami dipanggil dalam dua kloter untuk bertemu PSSI di Jakarta," ucap Satrio mengisahkan.

Satrio menuturkan, ia dan beberapa pemain masuk kloter kedua untuk bertemu tim PSSI. Sebelum berangkat ke Jakarta, pemain dikumpulkan di mess PSS. Saat itulah Suparjiono mem-briefing dan meminta agar saat memberikan keterangan di PSSI sesuai dengan instruksinya.
"Jadi memang sudah diskenariokan. Kami tidak bisa apa-apa, kondisi kami serbabingung. Kalau Mas jadi kami, tentu juga akan sama," tutur Satrio.

Ridwan juga mengakui bahwa instruksi gol bunuh diri dari pinggir lapangan sebenarnya diminta oleh Suparjiono. Namun, pemain diminta mengarahkan ke Sekretaris Tim Ery Febriyanto atau sering dipanggil Ableh.
"Pak Suparjiono ada di pinggir lapangan. Tapi diminta (mengarahkan ke) Ableh, sekretaris itu," ucap Ridwan.

Ia dan rekan-rekannya akhirnya berani membuka mulut mengenai sepakbola gajah atas dasar hati nurani. Para pemain, kata dia, ingin agar kebenaran atas peristiwa yang menggemparkan publik sepak bola Indonesia bisa terungkap.
"Kami ini korban dari drama manajemen. Kami ingin kebenaran terungkap dan sanksi kami di hapuskan," tutur Ridwan lagi.

Sementara itu, Suparjiono saat dihubungi membantah semua keterangan dari empat pemain PSS terkait peristiwa sepak bola gajah. "Tidak benar itu, saya tidak tahu dan tidak menginstruksikan apa pun ke pemain. Kasus ini juga sudah diselidiki dan disidangkan oleh PSSI," ujar dia membantah.

Suparijiono akhirnya memang terhindar dari sanksi. Sementara itu, sejumlah pemain, sekretaris tim, dan pelatih terkena sanksi larangan ikut berkecimpung di sepak bola nasional.

Kasus sepak bola "gajah" terjadi karena kedua tim sengaja mengalah tak ingin menjadi juara grup. Ada dugaan, cara itu untuk menghindari Borneo FC. Alhasil, pertandingan diwarnai kejadian lima gol bunuh diri dari kedua tim. Skor berakhir 3-2 untuk kemenangan PSS. Sepak bola "gajah" ini kemudian ramai diberitakan media-media internasional.
Sumber: Kompas


loading...
Bagikan artikel ini:
Suka artikel ini?
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

Top