Selamat datang. Selamat belajar, selamat berprestasi. Semoga sukses

Galeri Video

Powered by: Youtube

Kliping Pendidikan

Kliping Berita PNS

Otomotif

wawasan Islam

Kesehatan

loading...
loading...

Anda tertarik memelihara ikan nila dan ikan mas? Mungkin pengetahuan mengenai karakteristik ikan nila dan ikan mas ini berguna bagi Anda.

Karakterisik Ikan Mas

Ikan mas hidup di air tawar, walau terkadang hidup juga di air payau. Ikan ini tergolong rakus karena pemakan segalanya (sayuran, lumut, serangga, cacing dsb). Ikan Mas hidupnya suka bergerombol dan suka di air yang mengalir an suka ermain di dekat jatuhnya air.
Mulut ikan Mas lunak sehingga bisa menghisap makanan yang di sukainya, tapi bisa memuntahkanya kembali kalau makanan itu tidak di sukainya.
Ikan yang memiliki kebiasaan bergerombol ini mempunyai kebiasaan suka mencari makan di dasar kolam, sehingga sering terlihat gelembung-gelembung yang bergerak dari bawah ke atas dan tampak di permukaan air.

Napsu makan ikan Mas tidak terlepas dari kondisi air. Kondisi air yang bagus berwarna bening kehijauan atau kecoklatan, tidak berbau, tidak ada endapan di permukaan kolam.
Kondisi kesehatan ikanpun ikut memengaruhi pada selera makannya. Jika ikan stress karena penanganan yang kasar saat penangkapan dari bak penanpungan atau saat pelepasan, ikan terkena penyakit seperti jamur atau parasit lainya. Maka napsu makan ikan akan menurun.
Bisa juga ikan jadi kurang napsu makan karena terlalu banyaknya makanan di dasar kolam. Kotoran yang terdapat dalam air menyebabkan air jadi kotor sehingga tidak kondusif untuk kesehatan ikan.

Karakteristik Ikan Nila
Ikan Nila Oreochromis niloticus adalah jenis ikan yang hidup di air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya di wilayah Afrika timur, di tahun 1969, dan kini sudah membuahkan peliharaan yang paling populer di kolam-kolam air tawar di tiap-tiap wilayah di Indonesia. Ikan ini dikenal juga sebagai Nile Tilapia dalam bahasa inggris.

Ikan nila memiliki volume yang sedang, dengan panjang total (termasuk moncong hingga ekor ekor) rata 30 cm atau lebih. Memiliki Sirip punggung (pinnae dorsalis) dengan jumlah sekitar 16 - 17 duri yang tajam dan juga 11-15 jari-jari duri lunak, dan sirip dubur (pinnae analis) dengan memiliki 3 duri dan juga 8 - 11 jari-jari. Tubuhnya memiliki corak kehitaman atau keabu-abuan, dengan beberapa pita gelap yang melintang (belang) yang akan semakin mengabur atau tidak nampak pada ikan yang telah dewasa. Ekornya memiliki garis-garis tegak, sekitar 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor serta ujung sirip punggung berwarna merah atau kemerahan (atau kekuningan) di kala musim berbiaknya. Akan muncul garis linea literalis yang berada pada bagian truncus yang berfungsi sebagai alat keseimbangan ikan ketika berenang.

Nila terdiri dari beberapa jenis, diantaranya :
- Oreochromis niloticus baringoensis Trewavas, 1983
- Oreochromis niloticus cancellatus (Nichols, 1923)
- Oreochromis niloticus eduardianus (Boulenger, 1912)
- Oreochromis niloticus filoa Trewavas, 1983
- Oreochromis niloticus niloticus (Linnaeus, 1758)
- Oreochromis niloticus sugutae Trewavas, 1983
- Oreochromis niloticus tana Seyoum & Kornfield, 1992
- Oreochromis niloticus vulcani (Trewavas, 1983)

Ikan nila memiliki kekerabatan yang tidak jauh dengan ikan mujair (Oreochromis mossambicus). dan oleh sebab itu ikan nila mempunyai karakteristik yang invasif terhadap zona air lain. Genus Oreochromis ini memiliki kemampuan penyesuaian yang begitu tinggi dan juga kemampuan toleransi yang besar terhadap kualitas dan situasi air. Anggota-anggota dari ras ini bisa hidup pada kondisi lingkungan ekstrem sekalipun, karenanya sering ditemukan ikan nila dengan raga yang normal pada habitat-habitat di mana jenis ikan air tawar lainnya tak dapat hidup.

Ikan nila mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk saluran air yang dangkal, kolam, sungai dan danau. Ikan nila dapat menjadi masalah sebagai spesies invasif pada habitat perairan hangat, tetapi sebaliknya pada daerah beriklim sedang karena ketidakmampuan ikan nila untuk bertahan hidup di perairan dingin, yang umumnya bersuhu di bawah 21 ° C.

Walau bersifat omnivora (pemakan segala), tetapi cenderung sebagai herbivora, karena ikan nila lebih suka memakan fitoplankton dan berbagai jenis tumbuhan air, oleh karena itu ikan nila seringkali dimanfaatkan untuk mengendalikan gulma air.

Cina merupakan produsen ikan nila terbesar di dunia, diikuti oleh Mesir. Ikan nila yang dibudidayakan secara komersial kebanyakan dilakukan secara monosex kultur (jantan). Pembudidaya menggunakan hormon, seperti testosteron, untuk membalikkan jenis kelamin benih nila betina.

Karena nila adalah ikan yang mudah berkembang biak, keberadaan ikan nila betina dengan cepat meningkatkan populasi ikan-ikan nila kecil, lebih banyak daripada populasi ikan-ikan nila ukuran panen.

Metode lain yang dapat dilakukan untuk mengontrol populasi ikan nila adalah budidaya secara polikultur, dengan mencampurkan ikan yang bersifat predator pada kolam budidaya ikan nila. Metode lainnya adalah hibridisasi ikan nila dengan spesies lain.

Ikan nila adalah ikan konsumsi yang dapat dijadikan sumber protein hewani dalam gizi masyarakat. Meskipun harga jualnya relatif murah, ikan nila banyak dibudidayakan karena mudah dipelihara. Budidaya ikan nila dapat dilakukan di kolam-kolam tanah ataupun tangki-tangki pembesaran buatan. Karena sifatnya yang cukup agresif, pada budidaya nila intensif tidak dianjurkan untuk dicampur dengan jenis ikan lain.

Secara nutrisi ikan nila memiliki kekurangan karena kandungan asam lemak omega6–nya yang tinggi, sebaliknya kandungan asam lemak omega3 relatif rendah. Komposisi asam lemak dalam tubuh ikan nila ini kurang baik bagi orang-orang yang memiliki masalah kesehatan yang berkaitan dengan kolesterol.

Ikan nila dapat diolah menjadi fillet tanpa kulit dan tanpa tulang. Hasil olahan ikan nila dalam bentuk fillet berkisar antara 30 – 37 persen, tergantung pada ukuran dan bentuk irisan fillet.

Ikan nila tidak dapat bertahan hidup di daerah beriklim dingin, karena mereka lebih menyukai perairan yang lebih hangat. Galur murni ikan nila biru, Oreochromis aureus, memiliki toleransi terhadap suhu terendah sampai dengan 7 ° C, sedangkan spesies ikan nila lainnya akan mati pada kisaran suhu 11 – 17 ° C . Oleh karena itu ikan nila tidak dapat menyebar dan menjadi masalah pada habitat beriklim dingin.


loading...
Bagikan artikel ini:
Suka artikel ini?
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

Top