Selamat datang. Selamat belajar, selamat berprestasi. Semoga sukses

Galeri Video

Powered by: Youtube

Kliping Pendidikan

Kliping Berita PNS

Otomotif

wawasan Islam

Kesehatan

loading...
loading...

AirAsia tujuan Surabaya-Jakarta dibekukan. Pangkal musababnya ada pelanggaran jadwal penerbangan. Penerbangan di hari Minggu dinilai tak berizin. AirAsia hanya mengantungi izin terbang di hari Senin, Selama, Kamis, dan Sabtu.
"Izin induknya, untuk penerbangan winter di mana mulai berlaku mulai 26 Oktober-28 Maret itu dari Dirjen Perhubungan Udara, sehingga kalau ada perubahan terhadap jadwal yang diusulkan, harus diusulkan kepada Dirjen Perhubungan Udara untuk diberikan jadwal baru," kata Plt Dirjen Perhubungan Udara Djoko Murdiatmojo dalam jumpa pers di Kemenhub, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Sabtu (3/1/2015).
"Nah kalau dia tidak mengajukan pemohonan, membuat jadwal baru itu pelanggaran," tambahnya.

AirAsia
Pihak Dirjen Perhubungan Udara mengaku kecolongan dengan perubahan jadwal itu. Langkah awal sudah melakukan tindakan dengan membekukan jadwal AirAsia. Langkah selanjutnya menginvestigasi siapa yang memberikan izin.

Terkejut
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal (Purn) Chappy L Hakim terkejut dengan pembekuan izin operasi AirAsia rute Surabaya-Singapura oleh Kementerian Perhubungan, Jumat (2/1/2015).

Dia heran mendapati fakta bahwa AirAsia QZ8501 tidak memiliki jadwal terbang ke Singapura pada Minggu (28/12/2014). Chappy mengungkapkan kekagetan itu lewat akun Twitternya @chappyhakim, Jumat (2/1/2015) malam.
"Apabila benar AirAsia terbang di hari yang mereka tidak ada izinnya, pertanyaan besar adalah bagaimana flight plan-nya bisa di-approve," tulis purnawirawan yang kini jadi pemerhati dunia penerbangan nasional ini.
"Adalah sangat aneh bin ajaib bila ada penerbangan yang bisa dilakukan tanpa izin, atau dilaksanakan tanpa dasar hukum," dia menabahkan. Chappy Hakim terus mengutarakan kebingungannya atas apa yang terjadi pada QZ8501.
"Sangat tidak masuk akal AirAsia bisa terbang hari Minggu padahal izinnya tidak ada di hari itu? Believe it or Not! It's happen!," ucapnya lagi sembari berkomentar berita yang ia dapatkan membuatnya seperti sakit perut.

Seperti diberitakan, Kementerian Perhubungan membekukan izin terbang AirAsia rute Surabaya-Singapura. Pemberian sanksi ini terkait pelanggaran waktu operasional AirAsia rute Surabaya-Singapura.

Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No AU.008/30/6/DRJU.DAU-2014 tanggal 24 Oktober 2014 perihal izin Penerbangan Luar Negeri Periode Winter 2014/2015, rute Surabaya-Singapura yang diberikan kepada Indonesia AirAsia adalah hari Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu.

Sementara itu, diketahui ternyata AirAsia juga membuka layanan rute tersebut pada hari Minggu (28/12/2014). Pesawat AirAsia QZ8501 berpenumpang 155 orang dan 7 awak ini bertolak dari Surabaya menuju Singapura pada hari tersebut. Tak lama setelah lepas landas, pesawat diduga jatuh di sekitar Teluk Karimata, Kalimantan Tengah.

Kemenhub akan meninjau kembali sanksi tersebut telah Komite Nasional Keselamatan Transportasi menuntaskan hasil investigasi terkait insiden jatuhnya AirAsia QZ8501. "Sementara penanganan calon penumpang yang telah memiliki tiket penerbangan AirAsia rute Surabaya - Singapura pp (pulang pergi) agar dialihkan ke penerbangan lain sesuai ketentuan," kata Barata.

Tak Ambil Data Cuaca Sebelum Pesawat QZ8501 "Take Off"
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendapatkan fakta baru yang cukup mencengangkan sebelum pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak. Rupanya, AirAsia tidak mengambil data cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelum pesawat tersebut terbang.
"Berdasarkan laporan Kepala BMKG Kepada Menteri Perhubungan (Ignasius Jonan), bahwa memang AirAsia tidak mengambil (Dari BMKG di Sidoarjo) data cuaca sebelum terbang," ujar Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M Djuraid saat konferensi pers, Jakarta, Jumat (2/1/2014).

Lebih lanjut dia menjelaskan, AirAsia baru mengambil data cuaca BMKG pukul 07.00 WIB setelah Pesawat QZ8501 resmi dinyatakan hilang pada pukul 07.55. Ada pun, pesawat tersebut berangkat dari Bandara Juanda pada pukul 05.36.

Menurut Hadi, tidak diambilnya data cuaca sebelum pesawat terbang oleh AirAsia akan diinvestigasi kebijakannya oleh Kemenhub.
Apabila melanggar standar operasional prosedur (SOP), maka Kemenhub akan bertindak tegas. Bahkan karena hal itu pula kata dia, Menhub Jonan sempat marah saat mendatangi Kantor AirAsia di Cengkareng, Tangerang hari ini.
"Pilot harusnya selalu mendapat briefing secara fisik dari Flight Operation Officet (FOO). Paling 10 sampai 20 menit," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mendatangi Kantor Indonesia AirAsia di Cengkareng, Tangerang, Jumat (2/1/2014). Menurut Staf Khusus Menhub Hadi M Djuraid yang ikut dalam sidak tersebut, Jonan sempat marah besar lantaran salah satu Direktur AirAsia menganggap briefing pilot sebelum penerbangan sebagai cara tradisional alias kuno.
"Itu yang sudah berlaku secara internasional, mengambil info cuaca secara fisik dari BMKG itu cara tradisional," kata Hadi sembari menirukan kata-kata salah satu Direktur AirAsia, Jakarta, Jumat (2/1/2014).

Lebih lanjut Hadi mengatakan, mendengar jawaban tersebut Jonan nampak kesal dan kemudian memarahi sang direktur tersebut. "Kalau ada aturan Anda harus patuh, jangan coba-coba melawan. Bisa saya cabut izin Anda," ucap Jonan seperti disampaikan Hadi.

Bantahan Singapura
The Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS), membantah pesawat AirAsia QZ8501 tidak memiliki jadwal melakukan penerbangan dari Surabaya ke Singapura pada Minggu (28/12/2014).
Menurut otoritas penerbangan sipil pemerintah negara kota tersebut, perizinan rute Bandara Juanda Surabaya Indonesia ke Bandara Changi Singapura bagi maskapai AirAsia pada hari nahas tersebut merupakan kesepakatan kedua negara.

Bantahan tersebut, diutarakan secara resmi setelah Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan J.A Barata mengklaim pesawat AirAsia hanya boleh terbang dari Surabaya ke Singapura, setiap Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu.
"Melalui persetujuan otoritas kedua negara, AirAsia perwakilan Indonesia boleh melakukan penerbangan Surabaya-Singapura setiap hari. Jadwalnya, tiba di Bandara Changi pada 08.30 dan berangkat ke Surabaya pada 14.10 per hari," begitu pernyataan resmi CAAS yang dikutip dari The Straits Times, Sabtu (3/1/2015).

CAAS menegaskan, persetujuan Indonesia-Singapura terhadap jadwal penerbangan tersebut diberlakukan sejak 26 Oktober 2014 sampai 6 Maret 2015.
"Dengan demikian, penerbangan AirAsia QZ8501 pada Minggu (28/12/2014), telah disetujui karena ada hak lalu lintas udara yang tertera dalam perjanjian layanan udara bilateral dan slot di Bandara Changi yang tersedia," tandasnya.

AirAsia Baru Ambil Data Cuaca 42 Menit Setelah Pesawat QZ8501 Hilang
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyampaikan bahwa AirAsia tidak mengambil data cuaca sebelum pesawat QZ8501 take off pukul 05.36 WIB. Padahal, data cuaca tersebut sangat berguna bagi pilot saat menerbangkan pesawatnya.
Anehnya, AirAsia baru mengambil data cuaca pada pukul 07.00 WIB—selang 42 menit setelah pesawat QZ8501 hilang dari radar ATC pukul 06.18 WIB.

Menurut Staf Ahli Menteri Perhubungan Hadi M Djuraid, kemungkinan mengapa AirAsia baru mengambil data cuaca pada pukul 07.00 WIB ialah lantaran adanya tekanan psikologis setelah pesawatnya hilang dari radar ATC.
"Mungkin selama ini mereka enggak biasa ngambil (data cuaca) dan mereka tahu itu salah. Jadi, saat terjadi ini, mereka langsung buru-buru mengambil (data cuaca)," kata dia di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (2/1/2014).

Dia menjelaskan, data yang tidak diambil oleh AirAsia sebelum pesawat take off adalah data hardcopy (keras) mengenai cuaca. Sebenarnya, lanjut dia, AirAsia bisa mengambil data dari website BMKG (softcopy). Namun, data tersebut wajib dicetak dan selanjutnya diserahkan ke pilot.

Atas kejadian itu, Kemenhub akan berusaha menginvestigasi dalam waktu satu minggu. Kemenhub pun sudah memberikan lampu kuning apabila AirAsia terbukti melakukan kesalahan. Bahkan, hukuman pencabutan rute sampai pencabutan izin operasional siap menanti AirAsia.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendapatkan fakta baru yang cukup mencengangkan sebelum pesawat AirAsia QZ 8501 hilang kontak. Rupanya, AirAsia tidak mengambil data cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelum pesawat tersebut terbang.
"Berdasarkan laporan Kepala BMKG kepada Menteri Perhubungan (Ignasius Jonan), bahwa memang AirAsia tidak mengambil data cuaca sebelum terbang," ujar Hadi M Djuraid.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, AirAsia baru mengambil data cuaca BMKG pada pukul 07.00 WIB setelah pesawat QZ8501 dinyatakan hilang dari radar.

Sumber: Detik.com, Kompas


loading...
Bagikan artikel ini:
Suka artikel ini?
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

Top