loading...
loading...
Tiga jenazah korban yang sudah dikenali identitasnya langsung diserahkan ke keluarga dan dikirim ke rumah dua masing-masing, Jumat (2/1/2014) sore.
Dari tiga korban Airasia yang dikenali identitasnya hari ini, paling cepat adalah identifikasi terhadap korban bernama Kevin Alexander Suetjipto (20), asal Malang.
Menurut ketua Tim DVI Polda Jatim, Kombes Pol Budiyono, Kevin dikenali dari data primer berupa gigi dan sidik jari.
"Yang paling cepat, begitu jarinya ditempel ke alat oleh tim inavis, langsung muncul nama dan fotonya," ungkapnya, Jumat sore.
Dengan itu, begitu sidik jari ditempel, langsung keluar data terkait dirinya.
"Selain itu, juga diperkuat dengan data sekunder tentang jenis kelamin, usia dan tinggi badan. Jadi sudah tidak terbantahkan," lanjutnya.
Selain Kevin, dua korban lain yang dikenali identitasnya hari ini adalah Khairun Nisa Haidar Fauzi (22), pramugrasi asal Palembang, serta Grayson Hebert Linaksita (11), warga Surabaya. Grayson adalah korban berlabel 002 yang sempat sulit diidentifikasi meski pertama datang di DVI Polda Jatim. Namun setelah diperiksa lebih detail dari gigi, sidik jari dan data-data sekundernya, akhirnya bisa dipastikan.
Tiga korban yang sudah teridentifikasi itu semuanya sudah diserahkan ke keluarga korban dan dikirim ke rumah duka masing-masing, Jumat sore. Sebelumnya, jenazah almarhum Hayati Lutfiah telah lebih dulu diserahkan kemarin (Kamis, 1 Januari).
Jenazah Khairunnisa
Salah satu dari tiga jenazah yang berhasil diidentifikasi tim DVI Polda Jawa Timur pada hari ini adalah pramugari Khairunisa Haidar Fauzi. Dia teridentifikasi di antaranya lewat tahi lalat di pundak, dan perhiasan yang dikenali oleh keluarga.
Tidak sulit bagi tim DVI untuk mengenali jenazah Khairunisa, karena jenazah dipenuhi atribut data sekunder seperti kartu identitas yang menempel di tubuh dan Pin Air Asia.
"Data primernya dari sidik jari dan gigi cocok dengan data antemortem yang kami miliki, jadi tidak terbantahkan bahwa jenazah tersebut adalah Khairunisa," kata Ketua Tim DVI Polda Jatim, Kombes Polisi Budiyono, Jumat (2/1/2014).
Jenazah B002 Paling Sulit Dikenali
Hingga saat ini, tim dokter masih melakukan proses identifikasi terhadap korban. Dari delapan jenazah korban Airasia yang telah dikirim ke posko DVI Mabes Polri di Polda Jatim, ada satu jenazah yang sempat paling sulit dikenali, Grayson Hebert Linaksita (11), warga Surabaya. Grayson adalah korban berlabel 002. Jenazah ini yang datang pertama kali di Polda Jatim 31 Desember lalu bersama satu jenazah lain berkode B001 yang sudah teridentifikasi atas nama Hayati Lutfiah Hamid, warga Sidoarjo.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi setiono mengatakan, jenazah dalam peti B002 itu sempat sulit dikenali.
"Tim DVI kesulitan melakukan identifikasi terhadap jenazah ini karena data Antemortem dan Postmortem tidak cocok," jawabnya, Jumat (2/1/2014). "Sidik jarinya rumit," tandasnya.
Dalam identifikasi, imbuhnya, ada metode primer dan sekunder. Metode primer adalah kecocokkan sidik jari yang dilakukan oleh Tim Fingering dan sidik gigi yang dilakukan oleh ahli Patologi. Data sekunder diantaranya rekam medik dan lain-lain.
"Untuk Jenazah di B02
Dari delapan jenazah yang sudah diidentifikasi, sampai hari ini ada empat yang sudah dikenali, empat jenazah lainnya belum berhasil karena minimnya data ante-mortem dan post-mortem.
Sumber; Tribunnews
loading...