Selamat datang. Selamat belajar, selamat berprestasi. Semoga sukses

Galeri Video

Powered by: Youtube

Kliping Pendidikan

Kliping Berita PNS

Otomotif

wawasan Islam

Kesehatan

loading...
loading...

Menolak Gabung Timnas U-19, Apa Alasan Andri Syahputra?--

Keinginan Indra Sjafri memasukkan Andri Syahputra ke dalam Timnas Indonesia U-19 tak tercapai. Andri menolak memenuhi panggilan tersebut.

Andri menjadi salah satu dari 12 pemain Indonesia yang merumput di luar negeri dan dipanggil seleksi timnas U-19. Mereka rencananya bakal mengikuti seleksi pada 6 April mendatang.

Namun sejak pemanggilan, keluarga Andri, terutama sang ayah Agus Sudarmanto, tidak memberikan respons positif. Komunikasi yang dilakukan oleh PSSI tidak pernah mendapatkan tanggapan. Direktur Media PSSI, Hanif Thamrin, menyebut respons dari orang tua Andri Syahputra tidak mengizinkan putranya mengikuti seleksi timnas U-19 asuhan Indra Sjafri.
"Saya sudah menerima respons dari bapaknya Andri, intinya dia minta untuk tak dibahas lagi soal anaknya ke timnas," ujar Hanif.
"Saya dapatkan pernyataan itu dari kawan saya yang sudah bisa berkomunikasi langsung dengan bapaknya Andri. Karena ketika saya hubungi, baik melalui surat resmi ke pihak akademi maupun telepon langsung ke bapaknya tak pernah dijawab," paparnya.

Andri saat ini memperkuat klub Qatar, Al Gharafa SC. Pemain berdarah Aceh berusia 17 tahun itu disebut-disebut lebih memilih dinaturalisasi oleh Qatar. Kabarnya, ayah Andri tak mengizinkan anaknya membela Timnas Indonesia. Salah satu alasannya karena takut anaknya mengalami cedera dan tidak ditanggung oleh PSSI. Sekjen PSSI Ade Wellington sebelumnya pernah menjawab bahwa PSSI tidak pernah melepas tanggung jawab. "Tidak.. tidak, Andik (Vermansah) kemarin cedera kami bantu kok," ujar Ade beberapa waktu lalu.

Netizen Geram
Kabar penolakan ini membuat netizen Indonesia geram.
Aksi dan cara pihak Andri menolak panggilan seleksi di tim asuhan Indra Sjafri juga menuai kecaman.
Di Instagram, Andri panen caci maki dari netizen Indonesia.
Fotonya terakhirnya di Instagram bahkan mencapai lebih dari 1500 komentar.
Padahal biasanya foto-foto Andri tidak pernah mencapai 100 komentar.
Dalam foto terakhirnya Andri mungkin harus mengelus dada melihat komentar-komentar yang masuk.

"Cedera main di qatar nyalahin pssi! sampah! Penghianat bangsa tak ubahnya PKI alias komunis!" tulis akun @maohamed_sallah11.
"Dimana jiwa nasionalismemu? Apakah garuda di dada sudah tak ada di dada?" tambah akun @eskywans.
Beberapa netizen bahkan kompak menyebut Andri sebagai pengkhianat dan memberikan emoticon ular di kolom komentar fotonya.
"Lo itu cidera di qatar , yg nanggung ya club lo di qatar . Mikir dong . Kacang lupa kulit," timpal akun @yodhika.

Meski begitu masih banyak netizen yang membela Andri. Mereka menilai, Andri sudah mengharumkan nama Indonesia dan tidak perlu dicaci maki seperti ini.
"Selamat berjuang bro, tak apa kau menolak panggilan pssi. Kami warga indonesia mendukungmu untuk mengharumkan nama indonesia."
"Mungkin apa yang kau lakukan sedikit bisa merubah sistem di pssi agar lebih peduli dengan pesepakbola dalam negerinya."
"Jangan kau tinggalkan paspor wni mu, tetaplah menjadi bagian dari NKRI walau aku yakin diluar sana dengan prestasimu banyak yang menginginkan mengganti kewarganegaraanmu," tulis akun @reynaldi.s.p.
Akun @ianbrilliantisnanta pun menuliskan: "Gausah ikut timnas gpp kok yang penting bisa mengharumkan nama indonesia."
"Saya hargai keputusan keluarga dan anda , tapi ingat negara indonesia itu jumlah penduduk nya banyak, apalagi pecinta sepakbola nya.
"Jadi persiapkan mental anda, karena banyak yg akan bully dan mencaci maki mu , seperti hal nya emil mulyadi, smga anda msih punya rasa nasionalisme, so nikmati lah kawan," tambah akun @_45sofyan_ mencoba bersikap netral.

Tanggapan ayah Andri
PSSI telah mengirim surat ke klub dan orang tua Andri untuk memberi izin melepas sang pemain. Andri Syahputra sendiri selain membela Al Gharafa, dia juga masuk daftar Aspire Academy, tempat berkumpulnya bakat-bakat terbaik di Qatar.
"Saya enggak mau anak saya di-DO (drop out) oleh kampus. Mereka (PSSI) harus izin klub dan yang mendidik Andri. Pendidikan nomor satu," ujar ayah Andri, Agus Sudarmanto, dalam pesan singkat kepada Liputan6.com, ketika menanggapi adanya panggilan seleksi dari Timnas U-19.

Menurut Agus, putranya sekarang fokus pendidikan dan karier sepak bolanya di Qatar. Pada Februari lalu, Andri bersama Aspire Academy berlatih di Portugal. Dia juga enggan memastikan apakah anaknya akan datang bila ada panggilan lagi untuk seleksi Timnas U-19.
"Saya serahkan ke Andri (ada panggilan lagi dari Timnas U-19). Sejauh ini dia tenang-tenang saja," ungkap Agus.
Agus juga berbicara tentang kabar ada tawaran untuk Andri membela Timnas Qatar. "Andri belum info ke saya (Soal kabar ada tawaran bela Timnas Qatar)," ucapnya.

Andri Masih Mencintai Indonesia
Lewat akun Twitter-nya, Andri mengunggah sebuah jersey dilengkapi dengan kata-kata yang membuktikan jika dirinya mencintai Indonesia.
"Mereka menyebut jika saya bermain untuk Timnas Qatar itu berarti saya mengkhianati Indonesia, tapi lihatlah ini lebih dekat," tulisnya.

Andri menegaskan dirinya bukanlah pengkhianat bangsa, hal itu bisa dilihat dari jersey-nya yang merupakan buatan Indonesia. Terkait masalah penolakan Andri, netizen pun langsung bereaksi di akun Twitter pemain muda itu.
"Anda memiliki keterampilan yang baik dalam sepak bola, Indonesia sangat membutuhkan anda, anda menolak" tulis akun pasarireng.
"Beberapa orang berpikir anda persona non grata (orang yang tidak diinginkan). Berikanlah segalanya karena kita punya dua Negara kita," tutupnya.

Timnas Indonesia U-19 akan memulai training centre (TC) pada Minggu (19/3) mendatang di Lapangan Atang Sutrisna, Cijantung, Jakarta Timur. TC ini sebagai persiapan menghadapi Piala AFF di bulan September mendatang di Myanmar.

Emil Audero Mulyadi
Sebelunya, penolakan gabung timnas juga dilakukan oleh kiper Juventus berdarah Indonesia, Emil Audero Mulyadi. Berbeda dengan Andri yang WNI, Emil merupakan pemain keturunan. Emil Audero Mulyadi menolak dinaturalisasi. Mulyadi lebih memilih membela Italia ketimbang Timnas Indonesia.
Mulyadi, kiper kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat, memilih untuk menjadi penerus Gianluigi Buffon di skuat Juventus dan Timnas Italia. Ayahnya, Edy Mulyadi mengatakan kalau sang anak bakal menjadi kiper utama Italia pada 2020.

Sumber: detik.com, liputan6.com, tribunnews


loading...
Bagikan artikel ini:
Suka artikel ini?
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

Top