loading...
loading...
Bertempat di sebuah aula di Humas Mabes Polri, Senin (18/1/2016) malam, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan mengajak awak media menonton rekaman CCTV berisi detik-detik sebelum dan saat ledakan bom. Rekaman CCTV tersebut, diperoleh dari gedung Jaya yang terletak di seberang gedung Sky Building dan Starbucks Coffee.
Dalam rekaman itu, terlihat bagaimana aksi pelaku saat menembak polisi, masyarakat yang berkerumun, hingga membubarkan diri dengan berlarian kesegala arah.
Berikut kronologi kejadian berdasarkan CCTV:
10.39.29: Ledakan pertama terjadi di gerai Starbucks
10.39.40: Selang 11 detik kemudian terjadi ledakan kedua di pospol lantas depan gedung Sarinah dan ada orang-orang berlarian. Terlihat ledakan dengan kebulan asap membumbung tinggi di pos Polisi.
"Saat itu di Pos Polisi ada Aiptu Dani, dia mau melaporkan ada ledakan di Starbucks, tiba-tiba disana keburu meledak. Dan warga bukannya menyelamatkan diri, malah menonton, hingga foto-foto, hebring sekali warga kita," ujar Anton.
Mirisnya dalam rekaman CCTV itu, setelah ledakan pertama warga di sekitar justru mengerumuni lokasi dan mendokumentasikan kejadian atau berfoto-foto ria.
Mereka tidak tampak menyelamatkan diri, malah menonton dan mendekat. Hingga akhirnya petugas memperingatkan untuk menjauh.
10.40.40: 1 sampai 2 menit setelah ledakan, 4 polisi lalulintas datang ke pospol dan disusul kemudian 4 polisi lalulintas lainnya.
Kedelapan polisi lalulintas tersebut tidak menyadari yang meledak awal berasal di gerai Starbuck Coffee karena informasi via handy talkie (ht) mereka adalah di Starbucks sehingga yang dituju dan diamankan adalah pos polisi.
10.44.00: Jalan MH Thamrin pada kedua arah ditutup petugas.
10.48.00: Empat menit kemudian ada 2 orang dengan membawa ransel muncul dari arah Starbucks Coffee atau dari kerumunan massa. Di depan kedua orang itu ada dua polisi di jalan. Kedua pelaku tampak berdiri di zebrakros, yang hanya berjarak sekitar empat meter dari kerumunan warga yang asyik menonton peristiwa itu.
Dan beraksilah seorang diantara teroris yang memakai ransel dan mengenakan topi berjalan ke arah kerumunan warga. Kebetulan disana ada tiga anggota Polisi Lalu Lintas yang mengamankan situasi agar warga menyingkir dari lokasi.
Seorang teroris yang mengenakan topi, tas ransel dan belakangan diketahui bernama Sunakim alias Afif berjalan dengan santai ke arah kerumunan warga, mengeluarkan senjata sambil mengokang lalu menembak satu polisi dan warga kocar-kacir berhamburan.
Setelah menembak polisi, pelaku kembali menembak ke arah kerumunan warga. Dan satu warga sipil mengenakan baju hitam (Rais) tertembak, langsung tersungkur di aspal.
Teroris lainnya beraksi, berjalan ke arah polisi yang baru tiba dari arah Patung Kuda.
Sang teroris itu dengan santai menghampiri seorang Polisi Provos (Aiptu Budiono), namun Polisi itu sepertinya tidak mencurigai pelaku. Kemudian pelaku menembak ke arah Polisi tersebut.
Afif berjalan dari arah tiang listrik depan Starbucks Coffee ke tengah berjalan ke arah dua polisi di jalan dan langsung menembak kedua polisi tersebut.
Seorang pelaku lainnya berlari ke area dalam Starbucks Coffee.
10.58.00: Sejumlah polisi berdatangan dan mendekati area depan dan samping Starbucks Coffee.
Terjadi 4 ledakan susulan dan aksi baku tembak selama 11 menit antara sejumlah polisi dan pelaku yang bersembunyi di halaman parkir dan tepi kaca Starbucks Coffee dengan sejumlah polisi di luar Starbucks Coffee.
Mulanya, pelaku melemparkan bom ke seorang polisi yang mendekat ke depan Starbucks Coffee.
Lemparan kedua diarahkan pelaku ke mobil milik Kabag Operasional Polres Jakarta Pusat yang baru merapat ke lokasi.
Di sisi lain, tepat di area pelataran parkir mobil depan Starbucks seorang warga asing dari Kanada sudah tergeletak jatuh ditembak pelaku lainnya. Situasi di lokasi tampak cheos. Warga pada berlarian menyelamatkan diri.
"Di Pos Polisi ada tiga orang meninggal ditempat. Mereka adalah Dian, Riko dan Sugito. Kemudian di Starbucks ada empat orang yang tewas, yaitu MA, Afif (pelaku), AM dan WNA Canada," tegas Anton.
Seorang pelaku berupaya kembali melemparkan bom ke arah polisi, namun gagal karena lebih dulu terkena tembakan dari polisi.
Seorang pelaku lainnya juga berupaya melakukan hal yang sama, tapi lebih dulu terkena tembakan polisi.
Dengan begitu, kedua bom tersebut meledak di kedua pelaku.
Anton menuturkan sebanyak lima anggota polisi menjadi korban atas peristiwa ini. Kondisi mereka sempat kristis namun setelah dioperasi kembali normal.
"Tidak ada Polisi yang meninggal. Jadi polisi yang ditembak di tengah perempatan lampu merah itu anggota Polantas. Dan tidak semua anggota Polantas membawa senjata api saat dinas," tambahnya.
Video-nya lihat di SINI
Sumber: tribunnews.com
loading...