loading...
loading...
Siapa pelaku bom Sarinah Jakarta, Kamis (14/1/2016), yang memakai topi hitam, tas ransel merah, dan senjata api jenis FN yang seperti koboi mengumbar tembakan di Jalan MH Thamrin akhirnya terjawab.
Dalam foto yang didapat Okezone, Kamis (14/1/2016), pelaku memakai topi berwarna hitam, kaos hitam dan bersarung tangan hitam sedang menodongkan pistol berwarna silver.
Nampak para warga ketakutan dan hanya melihat si pria berkulit sawo matang tersebut menodongkan senjata. Polisi saat itu tengah sibuk mengevakusi para warga yang ada di lokasi.
Setelah ledakan yang terdengar cukup kuat sekira pukul 10.30 WIB di kafe Starbucks, Sarinah, lima menit berselang seorang pria menenteng senjata berdiri di tengah jalan lalu menembak ke segala arah. Tak lama berselang ledakan kedua terjadi di Pos Polisi Satlantas yang berada di depan Sarinah.
Pemerhati terorisme, Muhammad Jibriel Abdul Rahman, mengatakan pria itu adalah Afif alias Sunakim yang berasal dari Sumedang, Jawa Barat.
“Afif adalah tukang urut Aman Abdurahman. Dia pernah dipenjara karena kasus teror di Aceh selama tujuh tahun di LP Cipinang,” kata Jibriel, Kamis (14/1/2016).
Sunakim yang berusia sekitar 32 tahun, kata Jibriel, merupakan anak didik langsung Sulaiman Aman Abdurahman, orang yang mengklaim sebagai amir Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Asia Tenggara.
Pemahaman takfiri atau keluar dari jalur Islam, kata Jibriel, sudah dikenalkan Aman kepada Afif sejak ‘mondok’ di Cipinang. Biasanya, pengikut Aman tidak akan melakukan salat secara bersama dengan orang atau rombongan lain di luar kelompok mereka.
Satpam Bank Mandiri, Tri Feranto menuturkan, dia melihat ada 3 orang yang memasuki Starbucks. Dia menduga, mereka pelaku bom bunuh diri.
"Korban yang saya lihat, 3 polisi yang ada di pospol luka parah. Itu waktu ledakan pertama. Terus ada 2 orang lagi yang terluka. Meninggal atau tidak kurang tahu. Tapi, mereka sipil," ujar Tri Feranto di kawasan sekitar Sarinah, Jakarta, seperti dilansir Liputan6.
Dia mengatakan, setelah ada ledakan pertama, polisi mendekat untuk mengamankan warga. Namun, polisi yang mengamankan warga menjadi sasaran tembak dua pelaku yang berkeliaran di jalan.
Taufik Rusyana (38 tahun), seorang pekerja di Gedung Jaya, Jakarta Pusat, mengatakan, karena ledakan terjadi di tengah jalan, banyak orang yang memperhatikan. Orang-orang bergegas mendatangi lokasi. Pada saat mendatangi TKP, Taufik mengatakan, melihat tiga mayat bergelimpangan. Pada saat itu, ia kemudian mendengar serentetan tembakan.
"Saya dengar ada tembakan dari arah Starbucks Gedung Skyline," ujar Taufik.
Tanpa disangka, Taufik mengatakan, seseorang yang berada di tengah kerumunan yang melihat lokasi ledakan di dekat pos polisi Sarinah juga mengeluarkan senjata api. Pria itu kemudian menembaki anggota kepolisian yang ia lihat. Setelah itu, ia menembaki orang-orang secara membabi buta.
Dari kejauhan, Taufik mengatakan, melihat para penembak dilumpuhkan oleh polisi. Dua mobil polisi datang, baik dari arah Patung Kuda maupun Bundaran HI.
Polisi yang datang melakukan baku tembak dengan kedua orang pemegang senjata. Polisi akhirnya berhasil melumpuhkan keduanya.
Peristiwa ini menimbulkan korban yang 'sedikit'. Total ada tujuh korban meninggal. Lima di antaranya merupakan teroris yang mati konyol, dan dua lainnya warga sipil (salah satunya WNA asal Kanada). Selain itu, ada 24 korban luka yang dirawat di sejumlah rumah sakit.
Sejauh ini pelaku diketahui berjumlah tujuh orang. Tiga memasuki starbuck, dua orang berkeliaran di jalan dan sempat masuk dalam kerumunan massa sebelum akhirnya menembaki dan melempar granat ke arah polisi.
Sumber: Lampungonline.net, viva.co.id, pojoksatu.id
Foto: Okezone, viva
loading...