loading...
loading...
Peristiwa teror bom dan baku tembak di Sarinah Thamrin Jakarta menyimpan beberapa cerita dan peristiwa. Apa saja? Ini dia rangkumannya.
Seorang Gadis Ikut menjadi Korban Saat Ditilang
Malang menimpa seorang gadis muda. Saat peristiwa Tragedi Sarinah, dia sedang ditilang oleh polisi di pos, karena melewati jalan Thamrin yang dilarang dilewati motor. Alhasil kaki kanannya turut hancur.
"Dia lagi ditilang. Kayaknya pegawai training. Kasihan. Dia masih bawa helm," ujar saksi, Andriansyah warga sekitar lokasi.
Gadis malang itu menangis kesakitan dan berteriak. Adriansyah termasuk yang menolongnya mencari taksi dan diantar ke rumah sakit.
"Dia menangis setengah mati. Roknya hancur makanya ditutupi pakai jaket. Kakinya hancur banget," tutur Adriansyah.
Gadis itu dibawa taksi blue bird ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan.
Belakangan, gadis itu diketahui bernama Anggun. Pagi itu, Anggun yang akrab dipanggil Tika itu, pergi ke Sarinah dengan Riko, putra Mulyadi (adik laki-laki Sri Mulyani). Menurut Riko, ketika itu Anggun masuk salah satu gedung di kawasan Sarinah untuk menyerahkan berkas lamaran. Sementara, Riko, menunggu di luar. Setelah menyerahkan berkas, Tika keluar gedung mencari Riko.
Namun tiba-tiba terjadi sebuah ledakan. Serpihan logam dari bom mengenai kaki Anggun. Anggun masih kecewa karena ditipu PJTKI saat mau bekerja di Jepang.
Orangtua semakin syok ketika melihat foto anaknya Anggun Kartikasari sedang ditolong pengedara Gojek yang sudah tersebar di media sosial. Keterangan dari adik ipar yang mengecek kondisi di rumah sakit, korban mengalami patah tulang dan terkena serpihan paku dari bom yang meledak.
Haryanto Putro, ayah Tika, mengatakan, informasi yang dia terima, anak kedua dari tiga bersaudara itu akan menjalani operasi malam ini (tadi malam- Red). Operasi yang dilakukan untuk mengambil paku dan serpihan logam yang ada di kaki Anggun.
”Saya tadi sudah berbicara dengan Tika. Besok pagi (hari ini-Red) kami akan ke Jakarta. Sebenarnya kami sudah memesan tiket pesawat, tetapi habis. Adanya besok pukul 06.00. Saya mohon doanya semoga anak saya segera sembuh dan tidak mengalami cacat apa pun,” tuturnya.
Bule itu Lagi Ditolong, Eh Malah Ditembak di Depan Starbucks
Seorang warga negara asing menjadi korban teror di sekitar Perempatan Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1). Ia sempat diselamatkan petugas. Namun, saat diletakkan di depan Starbucks, ia justru ditembak pelaku hingga tewas.
"Kami lihatnya dari atas ada bule, lagi diletakin di depan Starbucks, lagi ditidurin dia ditembak pelaku, ditodongin pistol gitu," kata Madjan, salah satu orang di gedung Jaya yang berseberangan dengan Starbucks.
Menurutnya, saat itu tidak ada yang bisa menolong turis tersebut karena semua orang berlarian keluar menyelamatkan diri.
Enam Pelaku Sempat Hendak Diperiksa Tasnya
Berdasarkan info yang dihimpun, terdapat 6 titik ledakan dalam kurun waktu satu jam.
Peristiwa bermula dari 6 teroris datang dan memarkirkan mobil Pajero hitam tepat di parkiran Starbuck sekira pukul 9.50 WIB. Kemudian ke enamnya turun dan memasuki starbuck.
"6 orang pakai ransel mau masuk Sarinah dan dicek polisi diperkirakan bom, lalu dibawa ke pos polisi di perempatan Sarinah itu," bunyi pesan yang diterima JPNN.com.
Namun sesaat ke-enamnya tiba di pospol ledakan pertama terjadi di Starbuck.
Usai ledakan pertama itu, 3 di antara 6 orang itu meledakkan diri di Pospol. Sehingga menyebabkan 1 petugas tewas dan 2 petugas lainnya terluka. Sedangkan 3 kawanan lainnya lari mengarah kembali ke starbuck.
Mengetahui ledakan di pospol, polisi yang tengah bertugas di sekitar pospol lantas mendatangi ledakan. "Ada baku tembak untuk ngejar yang 3 lagi," sebutnya.
Sisa dari 3 orang ini, akhirnya meledakkan diri di parkiran starbuck. Sementara 1 orang lainnya berhasil dilumpuhkan.
Sisa satu lagi kemudian lari memasuki gedung Starbuck dan keluar dari belakang menuju gedung Jakarata Theather.
Dari info yang dihimpun, ledakan bukan hanya berasal dari bom. Namun, teroris juga menggunakan granat.
Sehingga terdapat 6 titik ledakan untuk melawan para petugas selama baku tembak tersebut.
Saat ini pihak kepolisian sedang mengepung gedung Jakarta Theather. Siaga satu diterapkan. Dikabarkan, teroris menyandera beberapa warga di lantai atas gedung tersebut.
Tak Ada Polisi yang Tewas
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Mohammad Igbal, memastikan, hanya ada tujuh orang tewas dalam peristiwa pengeboman di sekitar dekat Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Tujuh korban tewas itu, empat pelaku dan tiga warga sipil. “Tujuh tewas, terdiri tiga sipil dan empat diduga pelaku. Dua polisi mengalami luka,” ujar Iqbal saat diwawancari TVOne, beberapa menit lalu.
Iqbal juga membantah kabar yang beredar secara berantai, yang menyebut ada sejumlah lokasi lain di Jakarta yang dibom.
Igbal mengatakan, saat ini pihak kepolisian sedang melakukan olah tempat kejadian perkara.
Tak Sangka Berada di Dekat Pelaku
Taufik Rusyana (38 tahun), seorang pekerja di Gedung Jaya, Jakarta Pusat, tidak menyangka sempat berdiri tepat di samping salah satu pelaku teror bom Sarinah. Tak lama kemudian terjadi ledakan awal di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari 2016.
Taufik yang mengaku hendak mencari makan siang saat ledakan pertama terjadi, mengatakan ledakan pertama berasal dari Starbucks dan Gedung Skyline yang terasa kuat.
"Ketika itu saya tiba di lobi (Gedung Jaya, tepat di depan Gedung Skyline). Ledakan pertama terjadi, getaran terasa begitu kuat, saya sembunyi di balik pot bunga," ujar Taufik di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari 2016.
Taufik kemudian bergegas saat situasi menjadi lebih tenang. Namun, tanpa disangka, ledakan kedua terjadi di pos polisi yang terletak di seberang Gedung Sarinah terjadi.
"Bom meledak lagi," ujar Taufik.
Taufik mengatakan, karena ledakan terjadi di tengah jalan, banyak orang yang memperhatikan. Orang-orang bergegas mendatangi lokasi. Pada saat mendatangi TKP, Taufik mengatakan, melihat tiga mayat bergelimpangan. Pada saat itu, ia kemudian mendengar serentetan tembakan.
"Saya dengar ada tembakan dari arah Starbucks Gedung Skyline," ujar Taufik.
Tanpa disangka, Taufik mengatakan, seseorang yang berada di tengah kerumunan yang melihat lokasi ledakan di dekat pos polisi Sarinah juga mengeluarkan senjata api.
"Saya lihat jenis senjatanya senjata genggam," ujar Taufik.
Taufik mengatakan, pria itu kemudian menembaki anggota kepolisian yang ia lihat. Setelah itu, ia menembaki orang-orang secara membabi buta.
"Saya tidak menyangka. Posisinya tepat ada di samping saya. Saya dan orang-orang di sekitar juga segera berlarian berhamburan," ujar Taufik.
Dari kejauhan, Taufik mengatakan, melihat para penembak dilumpuhkan oleh polisi. Dua mobil polisi datang, baik dari arah Patung Kuda maupun Bundaran HI.
Polisi yang datang melakukan baku tembak dengan kedua orang pemegang senjata. Polisi akhirnya berhasil melumpuhkan keduanya.
"Yang saya ingat, pelaku yang sempat berdiri di samping saya mengenakan baju hitam-hitam," ujar Taufik.
Sumber: Tempo.co, viva.co.id, jpnn.com
loading...