loading...
loading...
Prarekonstruksi perkara kematian Wayan Mirna Salihin di Olivier Cafe, Grand Indonesia Shopping Town, Thamrin, Jakarta Pusat, memperlihatkan bahwa Mirna sempat merasakan kejanggalan pada kopi yang ia minum di kafe tersebut. Mirna yang di Olivier Cafe menjumpai dua sahabatnya, S dan H, duduk di antara mereka. Ia menyesap es kopi Vietnamese, sedangkan dua kawannya meminum Cocktail dan Fashioned Fazerac.
Adegan prarekonstruksi menunjukkan Mirna merasa mual usai meminum es kopinya. Ia kemudian meminta salah satu temannya, H, untuk mencium aroma kopi yag ia minum.
Tak berapa lama, Mirna kejang-kejang dan dibawa ke klinik di mal tersebut. Setelahnya meski ia dilarikan ke rumah sakit, nyawa Mirna tak tertolong.
Hasil forensik sementara menunjukkan adanya zat korosif jenis sianida yang dicerna Mirna hingga menyebabkan kerusakan pada sejumlah organ tubuh dan menewaskannya.
Dalam pra rekonstruksi itu, polisi menemukan sejumlah bukti dan kesaksian yang dimungkinkan dapat digunakan untuk mengungkap penyebab kematian Mirna sebenarnya.
Keanehan 3 paper bag
Ternyata bukan hanya kopi Vietnam yang ditemukan di meja tempat Mirna tewas saat minum kopi. Tapi, juga ada tiga paper bag alias kantong kertas berwarna cokelat.
Temuan paper bag itu sempat jadi pertanyaan anggota kepolisian yang melakukan pra rekonstruksi. Karena ketiga paper bag berada di tempat yang sama dengan isi yang sama.
Namun, bukan itu saja yang dianggap janggal, letak ditemukannya ketiga paper bag juga janggal. Karena paper bag ditemukan di atas meja dan bukan di kursi pengunjung.
Menurut polisi, keberadaan tiga paper bag di atas meja terlihat menutupi es kopi Vietnam yang diminum Mirna. Karena, posisi es kopi Vietnam berada di tengah-tengah antara Mirna yang menghadap ke timur dan paper bag.
Di meja tersebut, juga tampak ada dua gelas minuman lainnya di meja Mirna, yang merupakan minuman sahabat Mirna yang waktu itu datang, Siska dan Hani.
Ucapan terakhir Mirna
Dalam pra rekonstruksi, polisi juga menghadirkan dua teman Mirna yang menemani korban sesaat sebelum dan setelah meregang nyawa usai meminum kopi dengan menggunakan sedotan.
Mereka adalah Hani dan Siska alias Fransiska alias Jesica. Dua sahabat Mirna itu, yakni Siska, hadir dengan menggunakan baju berwarna krem, sedangkan Hani menggunakan baju merah muda.
Dalam pra rekonstruksi tersebut, Hani dan Siska menjelaskan kronologi pertemuan mereka dengan Mirna di Olivier.
Keduanya memperagakan saat Mirna duduk di tengah, di meja 54 Restoran Olivier. Sedangkan Siska dan Hani, mengapit Mirna di kiri dan kanan Mirna.
Keduanya juga memperagakan saat-saat terakhir Mirna tewas dari mulai merasa mual usai meminum es kopi Vietnam dan meminta Hani untuk mencium aroma minuman yang diminumnya tersebut.
"It's awful, it's so bad," kata Hani mengulangi ucapan Mirna usai menenggak es kopinya.
Detik-detik kematian Mirna
Pra reka ulang ini berlangsung sejak pukul 10.00 WIB dan berakhir pukul 13.00 WIB. Dalam peragaan sementara ini, polisi tidak memperbolehkan orang lain masuk, kecuali petugas kafe dan anggota.
Menurut Hani, usai menenggak kopi es Vietnam, Mirna memeragakan kedua tangannya, yang mengibas-ngibas bagian hidung dan mulutnya sendiri.
"Habis itu, Mirna langsung bersandar ke kursi dan kepalanya menandak ke atas. Setelah itu, Mirna mulai kejang bersamaan dengan mulutnya yang mengeluarkan busa," ujar Hani di lokasi kepada polisi, Senin 11 Januari 2016.
Usai menerangkan adegan tersebut, tak lama kata Hani datang seorang pelayan restoran pria yang ke meja mereka dan mengelap busa di mulut Mirna. Lalu, dibantu dengan tiga orang pelayan pria yang lain, Mirna dibopong ke atas kursi roda. Hani pun menjelaskan kepada penyidik, ia bersama pelayan membawa Mirna ke klinik mal.
"Udah itu, kita bareng-bareng bawa Mirna ke klinik di bawah," kata dia.
Setelah itu, lanjut Hani, ia bergegas menelepon suami Mirna, Arief Sumarko dan mengabarkan kondisi Mirna. Pada saat di telepon, Arief menyarankan agar Hani memberikan istrinya tersebut teh manis hangat.
"Terus aku bilang, 'Gue nggak berani, dia udah kejang terus mulutnya berbusa'. Akhirnya suaminya Mirna bilang 'Oke gue ke sana'," katanya lagi.
Saat berada di klinik, Hani menyebut dokter yang menangani Mirna sempat bertanya apakah Mirna punya riwayat penyakit epilepsi. Pasalnya, pada kondisi tersebut, Mirna terus saja kejang-kejang.
"Dokter sempat nanya,' ini temannya ada penyakit epilepsi enggak? Saya bilang, saya enggak tahu. Saya temannya, dan tak lama kemudian suami Mirna datang ke klinik tersebut," kata dia.
Sumber: .cnnindonesia.com, viva.co.id
loading...